Ilustrasi dolar AS. Foto: Unsplash.
Husen Miftahudin • 11 January 2025 09:38
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB) setelah data menunjukkan ekonomi terbesar di dunia itu menciptakan lebih banyak lapangan kerja daripada yang diharapkan bulan lalu, memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan menghentikan siklus pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakannya akhir bulan ini.
Greenback juga memperpanjang kenaikan menyusul laporan yang menunjukkan ekspektasi inflasi konsumen AS untuk tahun depan dan seterusnya melonjak pada Januari.
Dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu, 11 Januari 2025, indeks dolar AS melaju ke level tertinggi sejak November 2022, dan berada di jalur kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Itu adalah kenaikan terpanjang sejak 11 minggu beruntun pada 2023. Indeks terakhir naik 0,4 persenpada level 109,68.
Reli dolar AS dimulai setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ekonomi AS menambah 256 ribu lapangan kerja pada Desember, jauh lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang memperkirakan peningkatan sebesar 160 ribu. Namun, jumlah lapangan kerja pada November direvisi turun menjadi 212 ribu.
(Ilustrasi dolar AS. Foto: dok MI)
Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 4,1 persen, dibandingkan dengan ekspektasi angka 4,2 persen, sementara pendapatan per jam rata-rata meningkat 0,3 persen bulan lalu setelah naik 0,4 persen pada November. Dalam 12 bulan hingga Desember, upah naik 3,9 persen setelah naik 4,0 pesen pada November.
Trump, selama kampanyenya, berjanji untuk mengenakan tarif, memotong pajak, dan melakukan deportasi massal terhadap imigran ilegal, yang semuanya secara luas dipandang sebagai sesuatu yang bersifat inflasi.
Survei sentimen konsumen Universitas Michigan yang menunjukkan peningkatan ekspektasi inflasi juga mendukung dolar. Laporan tersebut menunjukkan ekspektasi inflasi satu tahun melonjak menjadi 3,3 persen pada Januari, level tertinggi sejak Mei, dari 2,8 persen pada Desember.
Hal itu menaikkan ekspektasi inflasi 12 bulan di atas kisaran 2,3 persen sampai 3,0 persen yang terlihat dalam dua tahun sebelum pandemi covid-19.
Menyusul data AS, pasar suku bunga berjangka AS telah sepenuhnya memperhitungkan jeda dalam siklus pelonggaran The Fed pada pertemuan Januari, menurut estimasi LSEG. Pasar juga telah memperhitungkan hanya 27 basis poin (bps) pelonggaran pada 2025 atau hanya satu kali pemotongan suku bunga, dengan kemungkinan penurunan suku bunga pertama pada pertemuan Juni.
Baca juga: Rupiah Tak Bergairah |