Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 20 August 2025 16:35
Banten: Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dikelola Perum Bulog berhasil menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen. Khususnya di wilayah Banten.
Hal itu disampaikan Mendagri Tito saat mengunjungi Pasar Induk Rau, Serang. Menurut Tito, salah satu harga beras stabil karena intervensi beras SPHP yang berasal dari Bulog.
"Dengan harga Rp12.500 per kilogram, atau Rp65.000 per kemasan 5 kilogram, konsumen dapat membeli beras dengan kualitas baik dan harga terjangkau," tegas Tito melalui keterangan tertulis, Rabu, 20 Agustus 2025.
Kunjungan ini dilakukan bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani. Ketiganya memantau langsung harga dan ketersediaan beras di tengah lonjakan harga beras premium yang mencapai 33 persen dalam beberapa waktu terakhir.
Eks Kapolri itu menjelaskan bahwa stabilitas harga beras terjaga berkat sinergi antara Bulog, Bapanas, Pemerintah Kota Serang, dan Pemerintah Provinsi Banten dalam mendistribusikan beras SPHP.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Bulog dan semua pihak yang terlibat dalam menjaga stabilitas harga beras di Banten," ungkap Tito.
Tito menambahkan, berdasarkan data BPS, inflasi tahunan (year-on-year) pada Juli 2025 mencapai 2,37 persen. Angka ini masih dalam rentang target inflasi 1,5-3,5 persen yang ditetapkan pemerintah.
"Meskipun beberapa komoditas seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan beras berkontribusi terhadap inflasi Juli, namun secara keseluruhan masih terkendali," sebut Tito.
Pemantauan Komoditas Lainnya
Selain beras, Mendagri Tito yang didampingi Wali Kota Serang Budi Rustandi dan Gubernur Banten Andra Soni meninjau harga kebutuhan pokok lainnya, seperti daging ayam, bawang, tomat, dan minyak goreng. Hasil tinjauan menunjukkan sebagian besar komoditas pangan masih relatif stabil dengan angka inflasi nasional masih dalam rentang aman di angka 2,37 persen.
"Saya mempersilahkan masyarakat untuk membeli beras SPHP. Kualitasnya baik, harganya terjangkau, dan tersedia di banyak titik distribusi," kata Tito.
Kemendagri bersama Bapanas dan Bulog akan terus memantau perkembangan harga pangan di seluruh Indonesia melalui sistem monitoring yang terintegrasi. Program SPHP akan terus dievaluasi untuk memastikan efektivitasnya dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Target 1,3 Juta Ton Beras SPHP
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan penyaluran 1,3 juta ton beras SPHP hingga akhir tahun 2025. Menurut dia, masyarakat tak perlu khawatir dengan stok beras.
"Kami akan menyalurkan maksimal demi kemaslahatan masyarakat," kata Rizal.
Rizal menambahkan, Bulog memiliki stok beras mencapai 4,2 juta ton. Dari jumlah tersebut, 1,3 juta ton dialokasikan untuk program SPHP dan 0,3 juta ton untuk bantuan pangan lainnya.
Program SPHP telah didistribusikan melalui berbagai jalur, mulai dari pedagang pasar tradisional, koperasi desa, TNI-Polri, hingga retail modern. Proses distribusi dipantau melalui aplikasi Klik SPHP sehingga penyaluran di tingkat pengecer lebih transparan dan terkontrol.