Ilustrasi-Debit air Waduk Cacaban Tegal menyusut akibat kemarau. (MI/Supardji Rasban)
Media Indonesia • 14 September 2023 18:27
Kendari: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), memprediksi selama tiga bulan ke depan wilayah tersebut bakal mengalami musim panas hingga 35,6 derajat celsius.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faisal Habibie, mengatakan, musim kemarau mempunyai karakteristik suhu udara cenderung panas pada siang hari, sedangkan pada malam hari cenderung dingin.
"Dari pengamatan BMKG menunjukan bahwa di tiga bulan terakhir di daerah Sultra dengan panas maksimum tertinggi di Stamet Pomalaa berkisar 35.6 derajat celsius," jelas dia.
Ia menyebut, untuk suhu minimum terendah di Staklim Sultra Ranomeeto berkisar 18,2 derajat celsius.
Menurut Faisal, hal tersebut diakibatkan oleh keringnya lapisan atmosfer sehingga pembentukan awan sangat minim, dan perbedaan radiasi bumi dan matahari yang cukup besar antara siang dan malam.
"Kita mengimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan pada musim kemarau ini karena potensi bencana hidrometeorologi seperti kekeringan, dapat menyebabkan kebakaran sangat tinggi," jelasnya.
Selain itu, musim panas juga akan menyebabkan kekeringan sehingga pasokan air bersih sangat minim.
"Gunakan sumber daya air se-efisien mungkin, karena musim kemarau diprediksi samapi Oktober. Terus update infromasi dari BMKG agar mitigasi bencana dapat dilakukan dengan baik," ucap dia.