Ilustrasi area kemah di Gunung Merbabu telah di-booking. (tangkapan layar/Tiktok: MO_RIZZZZ12)
Triawati Prihatsari • 8 June 2025 13:39
Boyolali: Viral dugaan pengkavelingan area kemah di jalur pendakian Gunung Merbabu, Boyolali, Jawa Tengah. Dalam unggahan di media sosial, pengkavelingan dan booking (pemesanan) lahan itu diduga dilaukan penyelenggara open trip (OT) pendakian.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Anggit Haryoso, menegaskan melarang pengkavelingan atau pem-booking-an area berkemah bagi siapa pun. Baik pendaki mandiri ataupun penyelenggara OT.
"Semua memiliki hak yang sama untuk mendirikan tenda di area berkemah yang telah ditentukan setelah melakukan pendaftaran secara legal lewat booking online di taman nasional," ujarnya, di Boyolali, Minggu, 8 Juni 2025.
Kendati demikian, ia tidak menampik pernah menerima informasi terkait hal itu. Terutama informasi adanya spanduk bertuliskan nama salah satu penyelenggara open trip seperti yang ramai dibahas di media sosial.
Menurutnya, informasi tersebut diterimanya pada 29 Mei 2025. Pihaknya langsung menindaklanjuti dengan melakukan penelusuran.
"Dari penelusuran, memang saya akui ditemukan ada pemasangan spanduk di Sabana 1. Kami kemudian melayangkan surat kepada pihak penyelenggara open trip yang tertera di media sosial itu. Dari pihak open trip juga sudah mengklarifikasi bahwa tidak ada pengkavelingan. Hal itu juga sudah disampaikan pihak open trip di media sosialnya," bebernya.
Di sisi lain, dia menduga munculnya dugaan pengkavelingan itu karena sebelum peserta OT tiba, penyelenggara open trip yang bekerja sama dengan porter lokal akan berangkat lebih dulu ke area berkemah.
"Open trip itu kan biasanya bekerja sama dengan porter lokal di pintu-pintu pendakian. Mereka memang biasanya berangkat duluan karena kan kalau menunggu tamunya pasti akan kelamaan," terangnya.
Ia mengimbau bagi siapapun yang menemukan terjadinya pelanggaran agar melaporkan kepada petugas terdekat. Baik itu di jalur pendakian atau melalui porter.
"Jadi tidak hanya memunculkan di medsos kemudian menjadi ramai. Tapi bisa memberikan informasi kepada kami sehingga kami lebih tepat memberikan teguran," ungkapnya.