5 Pemimpin Perempuan yang Paling Berkuasa dalam Sejarah

Lukisan Elizabeth I. (George Gower)

5 Pemimpin Perempuan yang Paling Berkuasa dalam Sejarah

Riza Aslam Khaeron • 6 March 2025 15:40

Jakarta: Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2025 menjadi momen penting untuk mengenang pencapaian luar biasa perempuan dalam sejarah. Sejak zaman kuno hingga era modern, banyak perempuan telah memegang kendali pemerintahan, menaklukkan musuh, dan membentuk jalannya peradaban.

Mengutip Best Diplomats pada Kamis, 6 Maret 2025, "Sepanjang sejarah, perempuan telah mendobrak batasan, memimpin bangsa, dan mengubah dunia dengan kepemimpinan mereka yang visioner."

Berikut adalah 5 pemimpin perempuan paling berkuasa dalam sejarah, yang kekuasaannya tidak hanya membentuk negaranya tetapi juga dunia.
 

1. Elizabeth I (1533-1603)


Gambar: Lukisan Elizabeth I. (Wikimedia Commons)

Sebagai Ratu Inggris dari 1558 hingga 1603, Elizabeth I dikenal sebagai pemimpin yang membawa Inggris ke era kejayaan yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Elizabeth. Melansir Best Diplomats pada 6 Maret 2025, "Elizabeth berhasil mengalahkan Armada Spanyol pada 1588, memperkuat Inggris sebagai kekuatan maritim terdepan di Eropa."

Ia juga menolak untuk menikah dan dengan cerdik memainkan diplomasi untuk menjaga kestabilan politik di kerajaannya.

Elizabeth tidak hanya dikenal karena strategi militernya, tetapi juga perannya dalam mengembangkan seni dan sastra. Pada masa pemerintahannya, sastra Inggris berkembang pesat, ditandai dengan karya-karya William Shakespeare dan Christopher Marlowe.

Elizabeth juga dikenal sebagai ratu yang pandai berbicara dan memiliki kecerdasan politik luar biasa yang memungkinkan Inggris bersaing dengan negara-negara besar lainnya di Eropa.

Pemerintahannya ditandai dengan stabilitas internal yang kuat meskipun ada ancaman dari dalam maupun luar negeri. Ia mampu menjaga keseimbangan antara Katolik dan Protestan di Inggris dengan kebijakan keagamaan yang moderat.

Selain itu, Elizabeth juga mendukung ekspedisi eksplorasi yang memperluas pengaruh Inggris di dunia, seperti ekspedisi Sir Francis Drake dan Sir Walter Raleigh.
 

2. Wu Zetian (624-705)


Gambar: Lukisan Wu Zetian oleh Dinasti Qing, abad 19. (Via Perpustakaan Nasional Inggris)

Wu Zetian adalah satu-satunya perempuan yang menjadi kaisar Tiongkok dalam sejarah. Ia berkuasa pada 690-705 M dan dikenal karena reformasi administrasi yang memperkuat birokrasi dan mempromosikan pendidikan.

Menurut Best Diplomats, "Wu Zetian mendukung sistem ujian kenegaraan untuk memilih pejabat berdasarkan meritokrasi, bukan asal-usul keluarga." Kebijakannya yang visioner membawa stabilitas bagi Dinasti Tang.

Wu Zetian juga dikenal sebagai pemimpin yang memanfaatkan agama untuk memperkuat posisinya. Ia mempromosikan agama Buddha sebagai ideologi negara dan membangun banyak kuil serta patung-patung besar Buddha, termasuk Patung Buddha Leshan, yang masih berdiri hingga saat ini sebagai bukti pengaruhnya.

Sebagai pemimpin, Wu Zetian dikenal karena kebijakan-kebijakannya yang mendukung peran perempuan di Tiongkok. Ia memberikan akses yang lebih luas bagi perempuan dalam pendidikan dan pekerjaan pemerintahan. Ia juga melakukan ekspansi militer dan diplomasi yang memperkuat posisi Tiongkok sebagai kekuatan dominan di Asia Timur.
 

3. Catherine yang Agung (1729-1796)


Gambar: Lukisan Catherine yang Agung. (Alexander Roslin/Museum Kunsthistorisches)

Sebagai Permaisuri Rusia dari 1762 hingga 1796, Catherine yang Agung memperluas wilayah Rusia dan memperkenalkan reformasi besar dalam bidang administrasi, ekonomi, dan budaya. Mengutip Best Diplomats pada 6 Maret 2025, "Catherine dikenal sebagai pemimpin yang membawa Rusia ke dalam Zaman Pencerahan dengan mempromosikan pendidikan dan seni."

Ia juga memperkuat angkatan laut Rusia, menjadikan negaranya kekuatan dominan di Eropa Timur.

Catherine memiliki hubungan erat dengan para pemikir besar Eropa, termasuk Voltaire dan Denis Diderot, yang sering berdiskusi dengannya mengenai politik dan filsafat. Reformasinya dalam hukum, pendidikan, dan ekonomi membawa perubahan signifikan di Rusia, meskipun tetap mempertahankan sistem feodalisme yang membuat ketimpangan sosial tetap tinggi.

Catherine juga berhasil memperluas wilayah Rusia hingga ke Laut Hitam dan mengalahkan Kekaisaran Ottoman dalam beberapa pertempuran penting. Dia dikenal sebagai pemimpin yang ambisius dan cerdas dalam strategi politik, yang memungkinkan Rusia berkembang menjadi salah satu kekuatan terbesar di dunia pada abad ke-18.
 

4. Hatshepsut (1508-1458 SM)


Foto: Patung Hatspheput. (Wikimedia Commons)

Sebagai firaun perempuan pertama yang memerintah Mesir, Hatshepsut tidak hanya mempertahankan kekuasaan tetapi juga memperluas perdagangan dan membangun monumen spektakuler seperti Kompleks Kuil Deir el-Bahari. Best Diplomats menyebut, "Hatshepsut mengklaim dirinya sebagai putri dewa Amun untuk memperkuat legitimasinya sebagai firaun."

Hatshepsut lebih dikenal sebagai pemimpin damai yang fokus pada pembangunan dan perdagangan dibandingkan ekspansi militer. Ia membuka jalur dagang ke Kerajaan Punt, yang menghasilkan kemakmuran bagi Mesir dan memperkenalkan berbagai barang eksotis seperti kemenyan, kayu hitam, dan emas.

Hatshepsut juga melakukan berbagai proyek infrastruktur yang memperkuat ekonomi Mesir. Ia membangun banyak kuil dan patung yang masih berdiri hingga kini sebagai bukti kejayaan Mesir kuno. Sayangnya, setelah kematiannya, banyak peninggalannya berusaha dihapus oleh penerusnya, Thutmose III, tetapi warisannya tetap abadi dalam sejarah Mesir.
 
Baca Juga:
10 Muslimah Paling Berpengaruh dalam Sejarah Islam
 

5. Maria Theresa dari Austria (1717-1780)


Gambar: Lukisan Maria Theresa. (Martin van Meytens/1759)

Sebagai Ratu Austria dan pemimpin Kekaisaran Habsburg, Maria Theresa memperkenalkan reformasi militer, pendidikan, dan administrasi yang memperkuat kerajaan. Best Diplomats mencatat, "Maria Theresa mengubah Austria menjadi kekuatan Eropa yang lebih terstruktur dengan memperkenalkan sistem pendidikan wajib bagi anak-anak."

Maria Theresa juga dikenal karena kemampuannya dalam politik internasional. Melalui pernikahan putrinya Marie Antoinette dengan Raja Louis XVI dari Prancis, ia berusaha membangun aliansi antara Austria dan Prancis, meskipun akhirnya hubungan ini berakhir dengan Revolusi Prancis.

Selain itu, ia memperkenalkan reformasi hukum yang melindungi hak-hak rakyatnya, termasuk sistem pajak yang lebih adil dan pembatasan kekuasaan aristokrasi. Maria Theresa adalah sosok pemimpin yang tegas dan pragmatis, yang berhasil membawa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi bagi Austria.

Sepanjang sejarah, perempuan telah menunjukkan bahwa mereka dapat menjadi pemimpin hebat dengan visi yang tajam, kebijakan inovatif, dan keberanian luar biasa. Dari medan perang hingga istana kerajaan, lima pemimpin perempuan ini telah meninggalkan warisan abadi yang masih menginspirasi hingga hari ini.

Mengutip Best Diplomats pada 6 Maret 2025, "Kepemimpinan perempuan adalah bukti bahwa sejarah ditulis oleh mereka yang berani bermimpi dan bertindak."

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)