Siap-siap, Harga Emas Dunia Bakal Sentuh USD3.000 Pekan Depan

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Siap-siap, Harga Emas Dunia Bakal Sentuh USD3.000 Pekan Depan

Ade Hapsari Lestarini • 7 March 2025 18:11

Jakarta: Analisis Dupoin Indonesia memperkirakan harga emas dunia masih akan melanjutkan tren bullish dalam sepekan ke depan.

Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha memaparkan, berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator moving average yang terbentuk saat ini, pergerakan XAUUSD masih menunjukkan momentum kenaikan yang kuat.

"Proyeksi harga mengindikasikan potensi kenaikan hingga level USD3.000. Namun, jika terjadi reversal dan harga menembus level support di USD2.840, maka penurunan lebih lanjut bisa mencapai USD2.750 dalam beberapa hari ke depan," ujar Andy, dalam analisisnya, Jumat, 7 Maret 2025.
 

Kenaikan harga emas karena melemahnya dolar AS


Faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas saat ini adalah melemahnya dolar AS yang tetap berada di dekat level terendahnya sejak 11 November.

Penyebab utama pelemahan ini adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump. Perubahan arah kebijakan tarif terhadap Meksiko dan Kanada semakin membebani sentimen investor, sehingga meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

 
Baca juga: Tren Bullish Emas Masih Kuat, Investor Pantau Sinyal Laporan Pekerja AS Hari Ini



Ilustrasi. Foto: Freepik

Selain itu, ketidakpastian kebijakan ekonomi AS turut memberikan dukungan bagi emas. Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker, dalam pernyataannya mengungkapkan ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi semakin besar.

Meskipun ekonomi AS masih menunjukkan pertumbuhan dengan tingkat pengangguran yang rendah, prospek inflasi tetap menjadi perhatian utama The Fed. Ketidakpastian ini meningkatkan ekspektasi bank sentral dapat mempertahankan kebijakan suku bunga yang lebih longgar, yang pada akhirnya mendukung kenaikan harga emas.
 

Tren bullish emas masih berpeluang lanjut


Di sisi data ekonomi, laporan klaim tunjangan pengangguran awal AS menunjukkan penurunan lebih dari yang diperkirakan, mencapai 221 ribu selama pekan yang berakhir pada 1 Maret.

Namun, data ini tidak cukup kuat untuk memberikan dukungan bagi dolar AS atau menekan harga emas. Investor tetap fokus pada faktor makroekonomi yang lebih besar, termasuk kebijakan perdagangan AS dan sinyal dari The Fed mengenai arah kebijakan moneter selanjutnya.

Dengan mempertimbangkan faktor teknikal dan fundamental yang ada, tren bullish emas masih memiliki peluang untuk berlanjut dalam seminggu ke depan. Jika momentum kenaikan tetap kuat, level psikologis USD3.000 bisa menjadi target berikutnya.

Sebaliknya, jika terjadi tekanan jual dan harga emas menembus support USD2.840, maka potensi koreksi hingga USD2.750 perlu diwaspadai oleh para pelaku pasar. Secara keseluruhan, ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan perdagangan AS masih menjadi faktor dominan yang akan memengaruhi pergerakan emas dalam waktu dekat.

"Dinamika pasar yang penuh kejutan ini memberikan peluang bagi para investor untuk memanfaatkan momentum kenaikan emas," jelas Andy.

Oleh karena itu, memantau kebijakan moneter The Fed serta pergerakan dolar AS menjadi langkah strategis dalam menentukan keputusan investasi yang tepat di tengah ketidakpastian ekonomi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)