ADB: Tarif AS Pukul Ekonomi Bangladesh

Ilustrasi. Foto: Freepik.

ADB: Tarif AS Pukul Ekonomi Bangladesh

Ade Hapsari Lestarini • 28 July 2025 12:37

Dhaka: Bank Pembangunan Asia (ADB) telah memperingatkan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) dapat berdampak negatif terhadap perekonomian Bangladesh.

Melansir Xinhua, Senin, 28 Juli 2025, Bank yang berbasis di Manila ini dalam edisi Juli Asian Development Outlook mengatakan proyeksi pertumbuhan pada tahun fiskal (Juli 2025-Juni 2026) untuk Bangladesh telah direvisi turun, terutama karena perlambatan di sektor ekspor dan industri, serta potensi dampak tarif AS.

ADB pada April memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,1 persen pada tahun fiskal 2025-2026 untuk Bangladesh. Pemerintah AS mengumumkan tarif sebesar 35 persen untuk produk-produk Bangladesh, yang dijadwalkan berlaku mulai 1 Agustus.

Para analis perdagangan mengatakan Bangladesh masih berada pada posisi yang sangat tidak menguntungkan dibandingkan para pesaingnya di pasar AS untuk garmen jadinya, yang ekspornya merupakan tulang punggung perekonomian Asia Selatan, menyumbang lebih dari 80 persen pendapatan ekspor dan mempekerjakan lebih dari empat juta orang.
 

Baca juga: ADB: Kebijakan Trump Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Asia dan Pasifik



Logo ADB. Foto: dok ADB

Ramalan ADB soal pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik


ADB sebelumnya mengatakan pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik akan tetap stabil pada 2024 dan 2025, meskipun terdapat perubahan kebijakan AS di bawah pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump.

Menurut laporan baru ADB dalam Asian Development Outlook (ADO) Desember 2024, perubahan-perubahan pada kebijakan perdagangan, fiskal, dan imigrasi AS dapat mengurangi pertumbuhan dan menambah inflasi di negara-negara berkembang Asia dan Pasifik.

"Kebijakan-kebijakan yang diperkirakan akan diterapkan oleh pemerintahan baru AS dapat memperlambat pertumbuhan dan mendorong inflasi sampai batas tertentu di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), kemungkinan besar setelah tahun depan, dan juga berdampak pada perekonomian lain di Asia dan Pasifik," kata Kepala Ekonom ADB Albert Park dalam keteranan tertulis, Sabtu, 14 Desember 2024.

Ekonomi negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik diproyeksikan tumbuh 4,9 persen pada 2024, sedikit di bawah perkiraan ADB pada September 2024 sebesar lima persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)