Pendiri FPCI, Dr. Dino Patti Djalal. Foto: Metrotvnews.com
Fajar Nugraha • 22 July 2025 20:45
Jakarta: Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) secara resmi mengumumkan pelaksanaan Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2025, yang akan digelar pada Sabtu, 26 Juli 2025 di Djakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat. Dengan tema “Raising Indonesia’s Game: Staying Climate-Focused in Times of Great Distraction”, forum ini diharapkan menjadi momentum strategis konsolidasi iklim nasional, yang mempertemukan lebih dari 6.000 peserta dan 130+ organisasi mitra dari seluruh Indonesia dan dunia.
“Acara ini dirancang untuk menyatukan suara dari semua sektor: pemerintah, LSM, akademisi, komunitas lokal, pelaku usaha, bahkan figur publik. Semuanya bertemu di satu titik: bagaimana Indonesia bisa menjaga fokus dan ambisinya di tengah gangguan global,” kata Kiara Mulia Putri, Climate Program Manager FPCI dalam jumpa media, Selasa, 22 Juli 2025.
Dalam keterangan resminya, INZS 2025 menghadirkan 10 sesi tematik — mulai dari kebijakan menuju net-zero, pendanaan hijau, peran bisnis dan industri, hingga krisis geopolitik yang menghambat kerja sama perubahan iklim. Konferensi ini juga mengedepankan suara anak muda lewat sesi bertajuk #GenNetZero in Action.
Deretan tokoh yang dijadwalkan hadir antara lain Simon Stiell (Executive Secretary UNFCCC), Zulkifli Hasan (Menko Pangan RI), Diaz Hendropriyono, Eddy Soeparno, Tiza Mafira, Fabby Tumiwa, Leonard Simanjuntak, serta figur publik seperti Morgan Oey, Ghina Raihanah Tadjoedin, Andini Effendi, dan Jerhemy Owen. Acara akan ditutup dengan penampilan khusus musisi Endah N Rhesa.
Pendiri FPCI, Dr. Dino Patti Djalal dalam jumpa media menegaskan pentingnya posisi Indonesia di tengah krisis global. Ia menyebut bahwa dunia telah melampaui batas aman suhu 1,5°C, namun negara-negara besar justru menaikkan anggaran militer dan mengabaikan janji iklim seperti pendanaan USD100 miliar per tahun.
“Dunia sudah melampaui batas aman 1,5°C, bahkan lebih cepat dari yang kita perkirakan. Tapi negara-negara besar justru menaikkan anggaran militer dan mengurangi bantuan pembangunan. Ini ironi yang menyedihkan,” tegasnya.
Dino menilai, Indonesia punya modal kepemimpinan iklim global, terutama setelah pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam KTT G20 Brasil yang menyebut target Indonesia menuju net-zero 2050 dan kesiapan menggunakan 100% energi terbarukan dalam satu dekade sebagai langkah nyata.
Ia menambahkan, INZS 2025 menjadi wadah advokasi iklim nasional yang mampu menjembatani ambisi pemerintah dan partisipasi publik dalam menyelamatkan masa depan bumi. “Ini bukan hanya forum diskusi, tapi platform pergerakan,” pungkas Dino.
(Muhammad Reyhansyah)