Ilustrasi perdagangan saham di Wall Street. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 13 November 2025 07:59
New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street kembali berakhir beragam pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB).
Mengutip Xinhua, Kamis, 13 November 2025, indeks Dow Jones Industrial Average naik 326,86 poin, atau 0,68 persen, menjadi 48.254,82. Indeks S&P 500 naik 4,31 poin, atau 0,06 persen, menjadi 6.850,92. Indeks Komposit Nasdaq turun 61,844 poin, atau 0,26 persen, menjadi 23.406,457.
Sebanyak enam dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup di zona hijau, dengan sektor kesehatan dan keuangan memimpin penguatan dengan masing-masing naik 1,36 persen dan 0,90 persen. Sementara itu, sektor energi dan jasa komunikasi memimpin penguatan dengan masing-masing turun 1,42 persen dan 1,18 persen.
Saham teknologi melempem
Melemahnya saham-saham teknologi terus berlanjut imbas keraguan para pelaku pasar keuangan terhadap perkembangan kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (AI).
Para investor terlihat semakin menjauh dari saham-saham teknologi kelas berat pada Rabu, di tengah meningkatnya keraguan atas lonjakan valuasi yang didorong oleh AI.
Meta Platforms Inc menjadi
saham teknologi dengan kinerja terburuk di antara saham-saham teknologi terkemuka lainnya, turun hampir tiga persen, sementara Amazon.com Inc dan Tesla Inc masing-masing turun sekitar dua persen.
Penjualan saham Nvidia Corporation Softbank Group senilai USD5,8 miliar baru-baru ini mengguncang pasar saham dengan kekhawatiran lebih lanjut akan gelembung valuasi AI, mengingat hal ini menggarisbawahi kesenjangan yang lebar antara fundamental dan valuasi di sektor AI.
Penjualan tersebut sebagian besar untuk mendanai komitmen Softbank sebesar USD40 miliar dan USD540 miliar untuk OpenAI dan proyek Stargate. Saham Nvidia juga jatuh setelah penjualan, tetapi naik sedikit pada hari Rabu.
Pelemahan saham teknologi juga didorong oleh pendapatan yang kuat di sektor bank dan industri, yang selanjutnya mendorong investor untuk melakukan diversifikasi setelah reli yang sebagian besar didominasi teknologi di Wall Street tahun ini.
(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
Penutupan pemerintah AS jadi fokus
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada Rabu malam mulai membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran yang bertujuan untuk membuka lebih banyak pendanaan dan mengakhiri penutupan Pemerintah AS terlama. Perdebatan ini mendahului pemungutan suara untuk RUU tersebut.
Hal ini terjadi setelah Senat menyetujui RUU tersebut awal pekan ini, sehingga hanya DPR dan Presiden AS Trump yang perlu menyetujuinya untuk disahkan menjadi undang-undang. Mayoritas anggota DPR dari Partai Republik mengisyaratkan akan memberikan suara mendukung RUU tersebut.
RUU tersebut ditujukan untuk menyediakan pendanaan pemerintah hingga 30 Januari dan mengakhiri penutupan, yang memasuki hari ke-43 minggu ini.
Optimisme atas pembukaan kembali pemerintah mendorong beberapa keuntungan di Wall Street minggu ini, karena investor berharap berakhirnya gangguan yang meluas dalam layanan federal.