Panduan Investasi Properti, Mulai dari Pengertian hingga Kenali Risikonya

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Panduan Investasi Properti, Mulai dari Pengertian hingga Kenali Risikonya

Eko Nordiansyah • 18 August 2025 18:13

Jakarta: Investasi properti merupakan investasi jangka panjang yang mencakup pembelian, kepemilikan dan pengelolaan sebuah properti. Objek properti yang dapat dijadikan aset dalam investasi properti seperti tanah, rumah, apartemen, hingga kos-kosan.

Pemilik investasi nantinya dapat menyewakan atau menjual investasi tersebut untuk pembiayaan dalam menghasilkan peningkatan ekonomi.

Nilai yang semakin meningkat menjadi salah satu dasar mengapa investasi properti menjadi investasi jangka panjang yang menjanjikan keuntungan. Namun, sama dengan jenis investasi lainnya, investasi properti juga memiliki profil risiko dibaliknya. 

Sebelum memulai investasi properti, penting untuk memahami informasi dasar mengenai berbagai aspek yang ada. Dilansir dari laman BRI dan CIMB Niaga, berikut beberapa aspek penting tentang investasi properti.
 

Baca juga: 

Aturan KUR untuk Perumahan Terbit, Berikut Isinya



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Jenis-jenis investasi properti

1. Properti hunian
Properti hunian mencakup berbagai jenis properti umum seperti rumah, apartemen, town house, atau kondominium. Investor memiliki kontrol lebih atas aset dalam investasi properti.

Namun, pemeliharaannya juga harus lebih teratur. Pemasukan dalam investasi properti bisa dari uang sewa bulanan, atau ketika menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi.  

Untuk berinvestasi di bidang ini, perlu pemilihan lokasi yang strategis, dekat dengan fasilitas umum, dan mudah dijangkau transportasi umum. Hal ini menjadi poin yang dapat menarik penyewa dan pembeli aset.

2. Properti komersial
Dengan menyewakan berbagai macam properti komersial seperti gedung perkantoran, toko, dan pusat perbelanjaan, investor bisa mendapatkan passive income setiap bulannya.

Pemasukan dari properti komersial lebih tinggi dibandingkan dengan properti lainnya. Namun, risiko yang mungkin terjadi juga lebih besar seperti perubahan harga pasar, perubahan regulasi pemerintah dan risiko bencana alam.

3. Mixed-use property
Properti campuran merupakan investasi yang mencampurkan antara hunian sebagai komersial. Contohnya adalah ruko untuk kegiatan usaha, kos-kosan atau rumah kontrakan.

Investasi di bidang ini juga memberikan fleksibilitas bagi para penyewa dan memaksimalkan pendapatan investor. Investor perlu mempertimbangkan fleksibilitas pengguna properti agar dapat menyesuaikan kebutuhan pasar.

Profil risiko investasi properti

1. Modal investasi relatif besar
Investasi properti mengharuskan investornya memiliki kondisi finansial yang cukup kuat. Mulai dari membeli rumah, tanah, atau properti lainnya yang membutuhkan modal yang relatif besar. Biaya tinggi dari pembelian properti sangat bergantung dengan kondisi lingkungan yang akan dipilih. Properti dengan perkembangan lingkungan yang pesat akan semakin tinggi modal  investasi propertinya.

2. Memakan waktu
Jika memulai investasi properti dengan membeli properti baru, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses pembangunannya saja memakan waktu lebih dari dua tahun. Meskipun biasanya modal yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan dengan membeli properti bekas yang masih masuk dalam masa development.

3. Umur bangunan yang terlampau tua
Investasi properti memiliki pengaruh terhadap waktu dan umur dari bangunan. Usia bangunan memang tidak menyusut dalam waktu dekat, namun jika usianya sudah lebih dari 20 hingga 40 tahun dan akan memengaruhi nilai aset properti jika dibandingkan dengan aset properti yang lebih muda. Waktu memiliki peran yang cukup krusial dalam aspek keuntungan terhadap investasi yang dilakukan. (Aulia Rahmani Hanifa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)