Lubang exhaust di ruang perawatan RSUD Sunan Kalijaga Demak digunakan narapidana kabur. Metrotvnews.com/ Rhobi Shani.
Rhobi Shani • 15 October 2025 12:11
Demak: Seorang narapidana kasus penganiayaan, Muhammad Alfian, dilaporkan kabur saat menjalani perawatan di RSUD Sunan Kalijaga, Kabupaten Demak. Kejadian ini terjadi pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Humas RSUD Sunan Kalijaga Demak, Kusmanto, membenarkan kaburnya napi tersebut. Alfian terakhir terlihat sekitar pukul 07.30 WIB saat petugas melakukan pemeriksaan rutin pasien.
“Waktu pukul 07.30 WIB masih ada. Setelah petugas kami berkeliling memeriksa pasien, begitu sampai ke ruangan itu ternyata napi sudah tidak ada,” ujar Kusmanto saat dikonfirmasi pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Alfian diduga melarikan diri dengan cara menjebol exhaust atau kipas hisap di ruangan perawatannya. Jalur tersebut mengarah ke bagian belakang lantai dua rumah sakit.“Exhaust itu dirusak, jebol. Dari situ dia kabur lewat belakang ke lantai dua,” jelas Kusmanto.
Pihak rumah sakit mengungkapkan napi tersebut mengidap penyakit menular. Kondisi ini membuat petugas rutan menjaga dari luar ruangan dan tidak memborgolnya selama perawatan.
“Karena penyakitnya menular, pihak rutan menjaga dari depan ruangan. Itu sebabnya napi tidak diborgol,” pungkas Kusmanto.
Berdasarkan penelusuran di situs sipp.pn-demak.go.id, Alfian merupakan tahanan kasus penganiayaan terhadap seorang perempuan. Perempuan tersebut merupakan mantan istrinya secara agama.
Ia didakwa melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP tentang penganiayaan. Vonis 1 tahun 3 bulan penjara baru dijatuhkan pada Senin, 6 Oktober 2025. Pihak kepolisian bersama petugas rutan kini melakukan pengejaran terhadap Alfian. Masyarakat diimbau melapor ke kantor polisi terdekat jika mengetahui keberadaannya.
Poster pencarian napi tersebut beredar luas di media sosial. Salah satunya diunggah oleh akun Instagram @infodemakraya. Dalam unggahan tersebut disebutkan ciri-ciri fisik Alfian. Dia memiliki tinggi badan 170 cm, berat 54 kg, kulit sawo matang, dan rambut ikal hitam.
Ciri khas yang mudah dikenali adalah tato bertuliskan “Syanta” di dada. Tato juga terdapat di lengan kanan bawah, pergelangan hingga punggung tangan kiri, serta pada betis kanan luar. Masyarakat diminta segera melapor ke pihak kepolisian jika melihat orang dengan ciri-ciri tersebut.