Orang Tua Siswa di Semarang Menjerit Harga Seragam Sekolah Selangit

Para pedagang seragam sekolah di Kota Semarang keluhkan penjualan lesu di tahun ajaran baru hingga dagangan masih menumpuk, karena orang tua terutama siswa baru membeli paket di sekolah

Orang Tua Siswa di Semarang Menjerit Harga Seragam Sekolah Selangit

Media Indonesia • 29 July 2025 11:37

Semarang: Persoalan seragam sekolah di Semarang masih menjadi sorotan. Mirisnya, harga seragam di sekolah negeri lebih mahal dibandingkan dengan sekolah swasta membuat para orang tua berteriak karena cukup membebani. Tahun ajaran baru sudah berjalan 15 hari, seluruh sekolah dari berbagai tingkatan mulai TK, SD, SLTP hingga SLTA juga sudah memulai pembelajaran sebagaimana biasanya.

Namun masalah seragam sekolah untuk murid baru masih menjadi ganjalan para orang tua terutama di Semarang, karena harga tebus paket seragam di sekolah negeri dipandang mahal dibandingkan sekolah swasta. 

"Anak saya masuk SMP negeri, membeli paket seragam di koperasi sekolah 1,8 juta," kata Asti, orang tua siswa SMP negeri di Kota Semarang.

Hal serupa juga diungkapkan Jumari,45, orang tua siswa SMP swasta di Kota Semarang bahwa meskipun membayar uang gedung, tetapi untuk kebutuhan seragam sekolah tidak memberatkan, karena hanya mencatat Rp800 ribu per paket atau sekitar Rp125 ribu per setel berbeda dengan saudaranya yang masuk di sekolah negeri seragam dijual lebih mahal.
 

Baca: Kepala SDN Ciledug Barat Terancam Dicopot Gegara Duit Seragam Rp1,1 Juta

Direktur Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIROS) Mukhlis Raya mengatakan biaya seragam sekolah yang terlalu mahal dapat menjadi beban berat wali murid, karena di tengah kondisi perekonomian masyarakat tidak menentu saat ini masalah seragam terutama sekolah negeri menjadi sorotan.

“Kami menerima banyak aduan dari orang tua siswa yang merasa keberatan, seharusnya masalah seragam ini dapat  diakses secara adil dan terjangkau," kata Mukhlis Raya.

Demikian juga diungkapkan Ronny Maryanto dari KP2KKN Jawa Tengah bahwa  praktik penjualan seragam oleh pihak sekolah yang mewajibkan orang tua membeli dari satu sumber tertentu berpotensi melanggar prinsip transparansi dan persaingan sehat, seharusnya sekolah negeri tidak memaksakan orang tua untuk membeli  seragam dari penyedia tertentu.

Kepala Dinas Pendidikan Semarang Bambang Pramusinto mengaku segera menindaklanjuti adanya laporan tersebut masalah penjualan seragam di sekolah negeri yang dipandang sangat mahal tersebut. “Kami minta informasi sekolah mana, biar kami nanti segera dan mudah menindaklanjutinya,” tambahnya.

Pembelian seragam sekolah, menurut Bambang Pramusinto tidak wajib harus di satu sumber, sehingga sekolah-sekolah tidak membebani siswa dengan pembelian seragam di sekolah dan serahkan para orang tua siswa membeli seragam di pasar bebas, sekolah hanya menyediakan bed ataupun seragam tertentu yang tidak ada di pasaran.

Penegasan terhadap masalah seragam sekolah dilakukan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Sadimin  bahwa sekolah SMA/SMK negeri di Jawa Tengah dilarang mengkoordinir pengadaan seragam bagi murid baru, bahkan hal itu sudah diatur dengan mengeluarkan surat edaran resmi yang dikirimkan ke seluruh kepala sekolah.

“Untuk seragam sekolah itu, diserahkan pada orang tua wali murid untuk membeli dimana saja dan di sekolah beli bed-nya saja," ujar Sadimin. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)