Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 16 July 2025 09:05
Moskow: Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Ukraina kemungkinan besar akan menganggap keputusan Amerika Serikat (AS), NATO, dan Uni Eropa tentang pasokan militer "sebagai dorongan untuk melanjutkan perang."
Berbicara dalam konferensi pers di Moskow, Peskov mengatakan pernyataan para pemimpin politik Eropa menunjukkan bahwa Ukraina lebih memilih eskalasi permusuhan daripada mengejar perdamaian.
Rusia tetap terbuka untuk negosiasi langsung dengan Ukraina dan terus menunggu proposal mengenai tanggal untuk putaran ketiga perundingan, kata Peskov.
"Kami siap tetapi belum menerima proposal dari Kyiv. Meskipun Washington dan Eropa mengklaim menginginkan dialog, tindakan mereka menunjukkan sebaliknya," ujar Peskov, seperti dikutip Anadolu, Rabu 16 Juli 2025.
Mengenai potensi perombakan pemerintahan Ukraina, Kremlin mengatakan "sulit untuk memprediksi" apakah kemungkinan penggantian Menteri Pertahanan Rustem Umerov akan memengaruhi negosiasi.
Terkait pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte tentang jabatan negosiator Rusia Vladimir Medinsky, Kremlin mengklarifikasi bahwa jabatannya "melebihi tingkat menteri dalam hierarki Rusia, di atas kepala delegasi Ukraina."
Kremlin mencatat bahwa mereka telah meninjau pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump pada 14 Juli tentang bantuan militer ke Ukraina dan akan menganalisisnya lebih lanjut.
Mengenai pernyataan Trump tentang Presiden Rusia Vladimir Putin, Peskov mengatakan bahwa pemimpin Rusia tersebut mungkin akan berkomentar secara pribadi jika dianggap perlu.
Dalam pengumumannya pada 14 Juli yang dihadiri Rutte, Trump menyatakan "kekecewaan" terhadap Rusia dan Putin, menjanjikan transfer senjata lanjutan ke Kyiv jika pendanaan Eropa yang dikoordinasikan NATO menutupi biayanya.
Ia juga mengancam akan mengenakan tarif impor 100% terhadap Rusia dan mitra dagangnya, jika tidak ada penyelesaian masalah Ukraina dalam 50 hari.
Menanggapi laporan Trump yang membahas potensi serangan terhadap Moskow dan St. Petersburg dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, juru bicara Kremlin itu mengatakan spekulasi media Barat bukanlah hal baru.
"Retorika ini sering terbukti salah, meskipun kadang-kadang kebocoran muncul, bahkan dari outlet yang sebelumnya kredibel," pungkas Peskov.