Waspada! Kelompok Ini Mudah Terserang Tuberkulosis

Ilustrasi. Medcom

Waspada! Kelompok Ini Mudah Terserang Tuberkulosis

M. Iqbal Al Machmudi • 21 May 2025 12:00

Jakarta: Tuberkulosis (Tb) bisa menyerang siapa pun, bahkan bagi orang yang telah divaksin. Namun, terdapat kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi, seperti orang terdekat penyintas Tb, perawat, hingga anak-anak.

Kelompok yang mengalami sistem imun lemah disebabkan pengobatan tertentu atau kondisi kesehatan tertentu, memiliki risiko yang sangat tinggi untuk mengalami penyakit Tb aktif setelah terinfeksi bakteri TB. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka untuk menjalani pengobatan Tb.

Beberapa jenis kondisi kesehatan tertentu dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti infeksi HIV, penyalahgunaan narkoba suntik, transplantasi organ, penyakit ginjal yang parah, kanker di bagian kepala dan leher, diabetes, pengobatan dengan kortikosteroid, dan silikosis.

Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat menjelaskan bayi dan anak juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Terutama yang berusia di bawah 5 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit Tb.

CDC juga mengungkapkan seseorang bisa terkena Tb meskipun telah divaksin Tb. Bacille Calmette-Guérin (BCG) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit Tb. Biasanya, vaksin ini diberikan kepada bayi dan anak-anak di negara-negara dengan angka kasus Tb yang tinggi. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap bentuk Tb yang aktif dan parah, seperti meningitis Tb, pada anak-anak di daerah.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman mengimbau masyarakat mulai mengetahui pencegahan penularan dengan menghindari kontak erat pada penderita Tb aktif, terutama di ruang tertutup.

"Gunakan masker di tempat umum jika sedang sakit, kondisikan rumah agar sirkulasi udara baik, dan jaga daya tahan tubuh dengan makan bergizi, cukup tidur, dan olahraga," kata Aji saat dihubungi, Rabu, 21 Mei 2025.
 

Baca Juga:

Pemprov Jakarta Gerak Cepat Tangani Kasus TBC


Untuk pasien Tb yang sedang menjalani pengobatan harus minum obat secara teratur dan tuntas, menjalani pengobatan sesuai jadwal dari dokter dan jangan berhenti meski gejala membaik. Apabila pengobatan tidak tuntas, bisa menyebabkan resistansi obat (TBC RO).

Masyarakat juga bisa terapkan etika batuk/bersin dengan menutup mulut, menggunakan masker selama masa infeksi aktif, menghindari kontak dekat, terutama dengan anak-anak atau keluarga serumah.

Konsumsi makanan bergizi tinggi, termasuk protein dan vitamin, diperlukan agar kondisi kesehatan terjaga. Kemudian, menghindari rokok dan alkohol, serta istirahat cukup dan kelola stres.

"Pasien Tb harus datang ke puskesmas atau rumah sakit sesuai jadwal dan laporkan jika ada efek samping obat atau gejala memburuk (TBC SO)," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)