Warga Tepi Barat kerap menjadi incaran kekerasan Israel. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 22 May 2025 19:14
Istanbul: Pada Rabu, 20 Mei 2025, pemukim ilegal Israel menyerang warga Palestina dan aktivis solidaritas di beberapa daerah di Tepi Barat yang didudukinya.
“Pemukim Israel menyerang aktivis di komunitas Maghayer a-Deir di sebelah timur Ramallah dan mencegah mereka merekam,” kata Organisasi Al-Baydar untuk Pembelaan Hak-Hak Badui -,sebuah organisasi nonpemerintah,- dalam sebuah pernyataan.
Organisasi tersebut juga menyertakan klip video di mana seorang aktivis solidaritas -,yang tampaknya orang Israel,- terdengar berbicara dalam bahasa Ibrani dan merekam salah satu pemukim selama penggerebekan terhadap komunitas Badui sebelum berteriak saat dia diserang.
Ahmed Suleiman, warga setempat, mengatakan kepada kantor berita pemerintah Turki Anadolu, bahwa sekelompok pemukim menyerang komunitasnya dan para aktivis solidaritas Israel yang mendukung mereka, meski tidak ada korban luka.
“Malam ini, para pemukim mendirikan pos terdepan baru, membawa domba, dan mencegah kami masuk atau keluar. Jika bukan karena kehadiran para aktivis, kami pasti telah dipindahkan secara paksa,” tambah Suleiman.
Suleiman mencatat bahwa tempat tersebut adalah rumah bagi sekitar 150 warga—yang sebagian besarnya telah memindahkan ternak mereka dan mempertimbangkan untuk pergi demi menyelamatkan nyawa.
Pada Rabu pagi, sekelompok pemukim ilegal di bawah perlindungan tentara Israel memblokir pintu masuk utama ke komunitas tempat mereka tinggal itu dengan batu dan penghalang tanah, melumpuhkan pergerakan untuk mencegah warga datang atau pergi, menurut Al-Baydar.
Organisasi tersebut mengatakan "wilayah Maghayer tengah menyaksikan peningkatan aktivitas permukiman yang belum pernah terjadi sebelumnya" dan mencatat bahwa para pemukim telah mendirikan pos terdepan baru di dekat rumah warga Palestina menyebabkan ketakutan ekstrem yang memaksa pemilik rumah melarikan diri karena merasa terancam.
Mereka menambahkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari kebijakan sistematis untuk mengosongkan wilayah tersebut dari penduduknya dan melakukan persiapan untuk memperluas pemukiman.
Pernyataan tersebut juga menyorot bahwa "para pemukim ilegal bebas berkeliaran di wilayah sekitar komunitas ini, beberapa dari mereka bersenjata dan ditemani oleh tentara Israel yang memberikan perlindungan serta mencegah penduduk untuk menolak."
Al-Baydar meminta masyarakat internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk segera mendesak agar Israel menghentikan pelanggaran ini, dan melakukan penyelidikan terhadap praktik pendudukan ilegal para pemukim, serta berupaya melindungi komunitas Palestina yang terancam di tersebut.
Sementara itu, Komisi Perlawanan Kolonisasi dan Tembok milik pemerintah Palestina menyatakan bahwa para pemukim melakukan 341 serangan terhadap warga Palestina dan properti mereka di Tepi Barat pada April.
Terdapat 969 warga Palestina tewas dan lebih dari 7.000 lainnya terluka akibat serangan tentara Israel dan pemukim ilegal di Tepi Barat yang diduduki sejak perang Gaza pada Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Mahkamah Internasional pada Juli lalu menyatakan kedudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina tersebut sebagai tindakan ilegal dan menuntut evakuasi seluruh pemukiman di Tepi Barat serta Yerusalem Timur.
(Nada Nisrina)