Ilustrasi wukuf di Arafah. Foto: MI/Adam Dwi
Jakarta: Puncak pelaksanaan ibadah haji yaitu wukuf di Arafah akan segera berlangsung. Namun, menurut prakiraan cuaca dari otoritas Arab Saudi, suhu udara saat wukuf diperkirakan akan sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 50 derajat Celsius.
Menyikapi kondisi ini, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia untuk tidak keluar dari tenda kecuali untuk keperluan yang sangat mendesak.
Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan jemaah, terutama yang lanjut usia dan rentan terhadap paparan
panas ekstrem.
"Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arab berpesan, bahwa pada saat puncak haji nanti panasnya masih tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pada hari ini. Karena itu, jemaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus, karena memang kita harapkan jemaah bisa terhindar dari heatstroke, serangan panas, itu berbahaya," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, yang dikutip Selasa, 27 Mei 2025.
Nantinya, selama wukuf di Arafah, jemaah haji diberikan fasilitas seperti kasur, bantal, selimut dan AC atau pendingin ruangan. Fasilitas ini untuk menjaga kenyamanan jemaah selama wukuf di Arafah, di tengah panasnya cuaca di luar tenda. Oleh karena itu, Hilman mengimbau agar jemaah berdiam diri di tenda saja sembari berdoa, berdzikir atau membaca alquran.
Sementara itu, jelang pelaksanaan Armuzna, jemaah haji diimbau untuk mempersiapkan kesabaran dan kondisi fisik, terutama bagi lansia dan Penyandang Disabilitas.
Diketahui, wukuf di Arafah akan berlangsung pada 9 Dzulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025. Wukuf disambung dengan mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan melempar jumrah.