7 Fakta Stairlift Candi Borobudur: Klaim Tak Rusak Candi hingga Disiapkan untuk Kunjungan Macron

Penampakan pemugaran Candi Borobudur yang dikabarkan akan dipasang eskalator demi kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto: X/IGNB07.

7 Fakta Stairlift Candi Borobudur: Klaim Tak Rusak Candi hingga Disiapkan untuk Kunjungan Macron

M Rodhi Aulia • 27 May 2025 16:51

Jakarta: Pemasangan stairlift atau tangga angkut di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, memicu beragam reaksi dari publik. Sebagian mempertanyakan urgensi alat bantu tersebut, sementara pihak pengelola menegaskan bahwa pemasangan dilakukan tanpa merusak struktur candi yang merupakan warisan budaya dunia.

Stairlift itu dipasang oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) melalui anak perusahaannya, InJourney Destination Management (IDM), sebagai bagian dari rencana pengembangan fasilitas wisata. Alat ini rencananya digunakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron saat kunjungan kenegaraan pada Kamis, 29 Mei 2025 dan diklaim akan menjadi solusi permanen untuk aksesibilitas di Borobudur.

Pihak InJourney menyebut proyek tersebut telah melalui kajian bersama kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Kebudayaan. Mereka juga mengklaim bahwa prinsip pelestarian cagar budaya tetap dijunjung dalam seluruh proses pengerjaannya.

Berikut tujuh fakta penting terkait pemasangan ini:

1. Pengelola Klaim Tidak Ada Kerusakan Batu Candi

Direktur Utama InJourney, Maya Watono, memastikan bahwa pemasangan stairlift tidak menimbulkan kerusakan apa pun pada struktur batu Candi Borobudur. Dia menjelaskan bahwa pemasangan alat tersebut dilakukan dengan prinsip kehati-hatian tinggi dan tanpa melibatkan alat-alat yang dapat merusak batuan asli.

Stairlift yang digunakan bersifat portabel dan dapat dibongkar-pasang, sehingga tidak menimbulkan perubahan permanen pada struktur candi. Maya menegaskan bahwa tidak ada metode seperti pengeboran atau pemakuan dalam proses pemasangannya.

“Kami tidak ada paku, bor, dan penetrasi terhadap batu candi,” kata Maya di kompleks Candi Borobudur, Selasa, 27 Mei 2025.

Baca juga: Wujudkan Wisata Inklusif, Pemasangan Stairlift di Candi Borobudur Mesti Dipermanenkan

2. Dipasang di Zona I, Dekat Pintu Selatan Borobudur

Pemasangan stairlift dilakukan secara terbatas hanya di area tertentu di Candi Borobudur. Maya menyebut titik pemasangan berada di pintu selatan yang berdekatan dengan Taman Kenari, tepat di zona I kawasan candi.

Keputusan ini, menurut pengelola, diambil dengan mempertimbangkan aksesibilitas serta potensi dampak terhadap pelestarian struktur cagar budaya. Stairlift akan tetap terpasang hingga satu pekan mendatang untuk kebutuhan kunjungan Presiden Prancis.

3. Jadi Bagian dari Rencana Lima Tahun

Stairlift bukan hanya fasilitas sementara untuk menyambut tamu negara, tapi merupakan bagian dari rencana pengembangan jangka panjang. Maya mengungkapkan bahwa InJourney telah menyusun masterplan lima tahun bersama kementerian dan lembaga lainnya.

Pengembangan ini mencakup upaya untuk menjadikan Borobudur lebih inklusif bagi semua kalangan, termasuk lansia dan penyandang disabilitas. Stairlift disebut sebagai salah satu sarana yang bisa mendukung misi tersebut.

“Kami membuat masterplan bersama kementerian/lembaga lain untuk lima tahun ke depan,” tutur Maya.

4. Fasilitas Jangka Panjang untuk Biksu dan Wisatawan

Selain untuk kunjungan presiden, stairlift juga disiapkan sebagai fasilitas permanen bagi wisatawan dan pemuka agama seperti biksu. Maya menyebut bahwa struktur Candi Borobudur sangat curam dan licin, sehingga menyulitkan banyak orang yang ingin naik ke atas.

Menurutnya, tangga angkut dapat menjadi solusi agar siapa pun, termasuk biksu lanjut usia, tetap bisa menikmati dan menjalankan aktivitas religius di area candi.

“Kita tahu Candi Borobudur ini curam sekali, 46 derajat, dan sangat licin,” ujar Maya.

5. Didasarkan pada Standar UNESCO

Maya menegaskan bahwa pemasangan tangga angkut telah mengacu pada standar pelestarian yang diatur oleh UNESCO. Salah satu prinsip penting yang dijaga adalah nilai universal luar biasa atau Outstanding Universal Value (OUV) yang dimiliki oleh Borobudur sebagai situs warisan dunia.

Dengan merujuk pada prinsip-prinsip tersebut, pengelola memastikan bahwa proyek ini tidak akan melanggar ketentuan internasional mengenai pelestarian cagar budaya.

“Kami tidak mungkin melanggar itu,” tukas Maya.

6. Dikaji Bersama Kementerian Kebudayaan

Pemasangan stairlift dilakukan setelah melalui proses kajian bersama dengan Kementerian Kebudayaan dan lembaga pelestarian Borobudur. Menurut Maya, kajian tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa aspek pelestarian tetap menjadi prioritas utama.

Seluruh proses perencanaan dan pelaksanaan proyek disebut telah mendapatkan pendampingan dan masukan dari pihak-pihak yang memiliki otoritas dalam pelestarian warisan budaya.

“Proses ini kami lakukan bersama Kementerian Kebudayaan,” kata Maya.

7. Disiapkan untuk Kunjungan Macron dan Presiden Prabowo

Salah satu alasan utama percepatan pemasangan stairlift adalah kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada 29 Mei 2025. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menyebut waktu kunjungan yang terbatas membuat pemerintah harus menyediakan akses yang efisien di lokasi.

Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan mendampingi Macron dalam kunjungan tersebut. Fasilitas stairlift dinilai dapat mempercepat mobilitas tanpa mengganggu jalannya kunjungan resmi di kompleks candi.

“Presiden Perancis tentu dalam kunjungan kenegaraan, waktunya terbatas. Bukan kayak kita kalau liburan ke Borobudur seharian di situ,” kata Hasan Nasbi, Senin, 26 Mei 2025.

“Waktunya ketat, waktunya terbatas, sehingga juga disiapkan fasilitas untuk memudahkannya agar bisa menapaki setiap tingkat yang ada di Borobudur,” lanjutnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)