Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 7 November 2025 17:27
Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan dalam kurun waktu dua pekan, BP AKR kembali memesan 100 ribu barel bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina Patra Niaga.
“BP AKR dua minggu lagi ada pesan lagi satu kargo 100 ribu (barel), di minggu ketiga November,” ucap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat, 7 November 2025.
Penambahan tersebut dilakukan oleh BP setelah membeli 100 ribu barel base fuel (bahan bakar murni) dari Pertamina Patra Niaga pada akhir Oktober 2025.
Ihwal kuota impor untuk badan usaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta pada 2026, Laode menyampaikan terdapat kemungkinan pemerintah kembali menggunakan skema tambahan 10 persen.

(Ilustrasi SPBU BP. Foto: Dok istimewa)
Saat ini, pemerintah sudah mendapatkan data dari badan usaha swasta, namun belum menentukan besaran kuota yang akan diberikan.
“Kemungkinan seperti itu polanya. 100 plus 10 persen. Tapi kan referensi tahunnya beda kan. Kalau kemarin 2024, sekarang 2025,” ucap Laode.
Kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta, termasuk bp, telah berlangsung sejak pertengahan Agustus 2025. Berbagai negosiasi dilakukan antara badan usaha pengelola SPBU swasta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Pertamina.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pun mengatakan, kepada badan usaha pengelola SPBU swasta untuk menggunakan kuota impor Pertamina untuk memulihkan kembali stok BBM di SPBU mereka.
Setelah proses negosiasi yang berlangsung kurang lebih selama dua bulan, kini stok BBM di SPBU bp mulai pulih.
Selain bp, kata Laode, juga Vivo mendekati kesepakatan untuk membeli bahan bakar minyak dari Pertamina Patra Niaga dengan volume sekitar 100 ribu barel.
Di sisi lain, saat ini negosiasi dengan Shell masih berproses. Laode pun mengungkapkan akan bertemu dengan Shell untuk membahas soal kesepakatan BBM.