Hadirkan Pentas 'Pasien No. 1', Indonesia Kita Ajak Masyarakat Melek dan Berempati Kondisi Hukum di Tanah Air

Pertunjukan drama 'Pasien No. 1' akan berlangsung di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Jumat, 31 Oktober 2025 dan Sabtu, 1 November 2025. (Foto: Dok. Ist)

Hadirkan Pentas 'Pasien No. 1', Indonesia Kita Ajak Masyarakat Melek dan Berempati Kondisi Hukum di Tanah Air

Patrick Pinaria • 22 October 2025 10:29

Jakarta: Peristiwa demi peristiwa sosial dan politik di Indonesia, datang bertubi-tubi seolah mendesak perhatian kita, sehingga seolah-olah semuanya menginginkan prioritas di urutan pertama. Gambaran inilah yang disampaikan oleh Indonesia Kita dalam pertunjukan terbaru, 'Pasien No. 1'.

Dalam pementasan yang akan berlangsung di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Jumat, 31 Oktober 2025 dan Sabtu, 1 November 2025, lakon Indonesia Kita ke-44 ini mengajak penonton untuk merefleksikan situasi Indonesia saat ini, selayaknya situasi di sebuah rumah sakit. Semua pasien yang datang berharap menjadi yang utama dan diprioritaskan pelayanannya. Semua kasus dan masalah kesehatan yang dialami pasien terasa penting dan mendesak untuk diurus.

Di dalam pertunjukan terbarunya ini, jalan cerita Pasien No.1 mengisahkan kemerosotan etika dan moralitas para pengelola rumah sakit yang mendahulukan perawatan dan pelayanannya berdasarkan suap yang diberikan para pasien. Kondisi sakit yang dialami para pasien, justru dilihat sebagai kemungkinan yang menguntungkan bagi para dokter dan perawat.

Semakin banyak orang sakit yang datang, maka akan mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi rumah sakit. Kondisi yang digambarkan pertunjukan ini, menjadi narasi ajakan Indonesia Kita kepada para penonton untuk peka dan berempati terhadap kondisi penegakan hukum yang dialami republik ini.

Untuk pementasan ke-44 ini, naskah digarap oleh Agus Noor yang juga berperan sebagai sutradara. Deretan aktor dan aktris panggung yang kerap tampil di pementasan Indonesia Kita, juga akan kembali menyapa penonton pada pertunjukan 'Pasien No. 1' ini.

Mereka adalah Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Susilo Nugroho, Inaya Wahid, Sruti Respati, Silir Wangi, Olla Simatupang, Mucle, Wisben, dan Joned. Secara khusus, pertunjukan ke-44 ini dipersembahkan untuk mengenang jasa dan kredibilitas Jenderal Hoegeng Iman Santosa (14 Oktober 1921-14 Juli 2004), mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) dari 1968 hingga 1971 yang dikenal teguh dan berintegritas dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum.

Sejumlah peristiwa sosial politik yang terjadi dalam setahun ini, dan berpuncak pada sejumlah aksi massa pada akhir Agustus, menjadi pendorong bagi Butet Kartaredjasa dan Agus Noor untuk menyiapkan lakon Pasien No. 1 ini. Di mata Butet, sosok Jenderal Hoegeng perlu ditampilkan sebagai tokoh inspiratif dalam pertunjukan ini, untuk mengingatkan pada para penegak hukum untuk menjalankan tugasnya secara kredibel dan menjalankan prinsip-prinsip demokrasi yang telah menjadi cita-cita bangsa Indonesia selepas Reformasi 1998.

Persembahan pertunjukan kepada sosok inspiratif telah dilakukan beberapa kali oleh Indonesia Kita. Sebelumnya, Indonesia Kita pernah mementaskan sejumlah seri maestro, di mana pertunjukan dibuat untuk mengenang tokoh-tokoh inspiratif. Di antaranya Koes Plus, Nano Riantiarno, dan Sawung Jabo. 

"Pak Hoegeng memang dikenal juga sebagai seniman yang aktif mengembangkan musik keroncong dan hawaian. Namun di pertunjukan ini, kami menampilkannya sebagai ikon kejujuran, integritas dan keberanian dalam menjalankan tugasnya sesuai peraturan dan hukum," ujar Butet Kartaredjasa.
 
 

Baca: Museum Louvre Dirampok, Ini Daftar Barang yang Dicuri dan Nilai Sejarahnya


Untuk itulah, Butet Kartaredjasa secara khusus, menyambangi Meriyati Hoegeng, istri Jenderal Hoegeng di rumahnya yang terletak di daerah Depok, Jawa Barat pada September 2025. 

"Atas nama etika, saya sengaja mendatangi Ibu Hoegeng yang telah berusia di atas 100 tahun, untuk ngalap berkah, mohon restu, karena program Indonesia Kita akan memainkan lakon "Pasien No 1" yang diinspirasi oleh watak dan pemikiran-pemikiran Pak Hoegeng. Sikap dan watak Pak Hoegeng yang senantiasa berani dan jujur demi menegakkan kebenaran, bahkan berani menolak perintah atasan karena sang atasan mengkhianati kebenaran, menjadi jiwa pertunjukan terbaru di Indonesia Kita," ujar Butet Kartaredjasa.


(Foto: Dok. Ist)

Sebagai penulis naskah dan sutradara, Agus Noor mengharapkan penonton menikmati pertunjukan sekaligus turut menghayati teladan hidup Jenderal Hoegeng dalam menjunjung tinggi kebenaran dalam bertugas. 

"Inspirasi pertunjukan Indonesia Kita tidak hanya dari kalangan seniman budayawan, tapi seorang Jenderal Polisi, yaitu Pak Hoegeng. Ini tak sekadar kisah biografi atau pemujaan, tapi tentang inspirasi keteladanan dan integritas yang kini makin sulit kita temukan. Tentu semuanya direfleksikan dengan gaya khas pentas Indonesia Kita yang jenaka. Maka pada lakon 'Pasien No. 1' ini, Indonesia Kita yang memiliki semangat untuk bersama-sama merawat Indonesia, berharap penonton bisa menangkap pesan keteladanan ini," ujar Agus Noor yang juga menggarap lakon-lakon Indonesia Kita lainnya yang mengangkat inspirasi para tokoh.

Adapun lakon-lakon lainnya, di antaranya 'Sabdo Pandito Rakjat' (dalang Ki Nartosabdo), 'Sinden Republik' (sinden Waljinah), 'Kartolo Mbalelo' (seniman ludruk Kartolo), dan 'Julini Tak Pernah Mati' (sutradara Nano Riantiarno).

Supaya jejak hidup Jenderal Hoegeng dalam hal menjunjung hukum dan kebenaran, tersampaikan kepada pihak-pihak yang bekerja di bidang hukum, Butet Kartaredjasa berencana secara khusus mengundang seluruh jajaran aparat kepolisian untuk datang menonton pertunjukan Pasien No. 1.

"Tentunya saya berharap pertunjukan ini bisa ditonton Kapolri dan polisi-polisi yang masih aktif bertugas, dari berbagai tingkat kepangkatan. Karena itu, saya akan undang Bapak Kapolri untuk datang menonton," pungkas Butet Kartaredjasa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)