Menelusuri Legenda Kisah Ken Dedes Hidup Kembali di Kampung Budaya Polowijen

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat saat berkunjung ke Kampung Budaya Polowijen (KBP), Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, pada Senin 27 Oktober 2025/Dok. Pemkot Malang.

Menelusuri Legenda Kisah Ken Dedes Hidup Kembali di Kampung Budaya Polowijen

Daviq Umar Al Faruq • 28 October 2025 16:33

Malang: Di tengah hiruk-pikuk Kota Malang, Kampung Budaya Polowijen (KBP) menyimpan sebuah permata sejarah Situs Ken Dedes. Dikenal juga sebagai Sendang Dedes atau Sumur Windu, tempat ini menjadi saksi bisu legenda perempuan bijak abad ke-11, cikal bakal raja-raja Singhasari dan Majapahit.

Pada Senin, 27 Oktober Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menapaki kawasan situs tersebut. Kunjungannya menjadi simbol komitmen Pemerintah Kota Malang dalam merawat warisan budaya yang menjadi akar identitas daerah.

“Situs ini menyimpan sejarah penting yang berkaitan dengan Kota Malang, bahkan dengan Kerajaan Majapahit. Banyak hal yang bisa digali dan dipelajari, sehingga generasi muda perlu mengenalnya agar sejarah ini tetap terjaga,” ujar Wahyu Hidayat di sela kunjungannya.

 

Lebih dari Sekadar Legenda

Situs Ken Dedes bukan hanya tentang batu dan sendang yang tenang. Lokasi ini merupakan episentrum narasi besar Nusantara. Ken Dedes, permaisuri Ken Arok, dalam kitab Pararaton digambarkan sebagai perempuan yang memancarkan cahaya, simbol kebijaksanaan dan keilahian. Dari rahimnyalah, wangsa yang menurunkan raja-raja Singhasari dan kemudian Majapahit bermula.

Kini, situs yang sarat aura spiritual itu tak hanya dikunjungi peziarah lokal. Banyak wisatawan mancanegara, terutama pencinta sejarah dan budaya, sengaja datang untuk menelusuri jejak ibu para raja tersebut.

Wali Kota Wahyu Hidayat melihat potensi besar Situs Ken Dedes sebagai destinasi wisata edukatif dan spiritual. Pengembangannya akan dilakukan secara berkelanjutan agar lebih representatif dan menarik.

“Pelestarian cagar budaya tidak hanya menjadi tanggung jawab budayawan atau pengelola, tetapi juga seluruh warga. Melalui situs ini, Kota Malang bisa semakin dikenal bukan hanya sebagai kota pendidikan dan industri, tetapi juga sebagai kota wisata bersejarah,” tuturnya.

Keberadaan situs di Kampung Budaya Polowijen menjadi nilai tambah yang strategis. Hal ini selaras dengan pengembangan kampung tematik yang menjadi ciri khas pariwisata Kota Malang.

“Apalagi situs ini berada di kawasan Kampung Budaya Polowijen, sehingga dapat memperkuat promosi kampung tematik yang menjadi daya tarik wisata kota,” pungkas Wahyu.

Situs Ken Dedes kini telah bertransformasi. Ia bukan lagi sekadar peninggalan arkeologis, melainkan ruang hidup untuk belajar, merenung, dan menghormati warisan leluhur. Setiap batu dan riak air di sendangnya mengisahkan tentang kelahiran sebuah imperium besar.

Dengan perhatian serius dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, harapan untuk menjaga warisan ini tetap menyala. Kisah Ken Dedes pun tidak akan pernah tenggelam oleh zaman; ia akan terus hidup, berdenyut bersama jantung Kota Malang yang terus berkembang menjadi modern.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)