Jajaran pejabat Kemenag meninjau Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Syekh Abdul Qadir Jailani Situbondo. ANTARA/HO-Kemenag 
                                                
                    
                        Surabaya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur melakukan asesmen bersama Pemerintah Kabupaten Situbondo, terkait ambruknya atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Kecamatan Besuki. Langkah ini juga untuk melakukan mitigasi pasca musibah tersebut.
“Kami memastikan kondisi pondok pesantren yang atapnya ambrol, sekaligus menyiapkan langkah pembenahan agar kegiatan para santri dapat segera pulih,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Jumat, 31 Oktober 2025.
Baca Juga :
Gatot menyebut BPBD Jatim juga telah menyerahkan sejumlah bantuan material bangunan berupa 50 sak semen dan 150 lembar galvalum. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Gatot kepada Pimpinan Ponpes KH Muhammad Hasan Ainul Ilmi.
 
“Bantuan material ini kami serahkan agar proses pembangunan kembali bisa segera dilakukan sehingga kegiatan belajar mengajar santri tidak terganggu,” jelas Gatot.
Selain bantuan material, BPBD Jatim juga menyalurkan bantuan logistik berupa 15 terpal, 20 selimut, 10 paket family kit, 10 paket kidsware, dan 20 paket sandang wanita untuk mendukung kebutuhan dasar para santriwati yang terdampak.
Diketahui insiden ambruknya atap asrama putri tersebut mengakibatkan lima santriwati menjadi korban, terdiri atas dua orang luka berat, dua luka ringan, dan satu meninggal dunia atas nama Putri Hemilia Oktaviantika (13 tahun).
Gatot menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah tersebut. Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pengelola lembaga pendidikan, khususnya pesantren, untuk memperkuat mitigasi bencana di lingkungan masing-masing.
“Selain mengenali potensi bencana di wilayah sekitar, pesantren juga perlu menanamkan kesadaran mitigasi bahaya kebakaran maupun bencana alam. Edukasi kesiapsiagaan ini penting untuk melindungi seluruh warga pesantren,” ungkap Gatot.
Sebagai langkah konkret, BPBD Jatim tengah memperluas implementasi program Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di berbagai daerah.
“Nantinya, kami akan memperkuat pelatihan dan simulasi evakuasi bencana di lingkungan pesantren, agar para santri dan pengasuh siap menghadapi kondisi darurat,” ujar Gatot.