Tangis Haru Pecah, Ratusan WNI Korban Online Scam Pulang ke Tanah Air

Menteri Luar Negeri Sugiono memeluk salah satu korban TPPO. Dok. Istimewa

Tangis Haru Pecah, Ratusan WNI Korban Online Scam Pulang ke Tanah Air

M Rodhi Aulia • 18 March 2025 22:19

Jakarta: Kepulangan 400 warga negara Indonesia (WNI) korban perdagangan orang akibat sindikat online scamming dari Myanmar diwarnai isak tangis haru. Menteri Luar Negeri Sugiono bersama sejumlah pejabat tinggi, yang menyambut langsung di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, menjadi tempat pelampiasan rasa syukur para korban yang akhirnya kembali ke Tanah Air dengan selamat.

Tangisan pecah saat para WNI turun dari pesawat. Mereka bergantian memeluk Sugiono, mengucapkan rasa terima kasih atas upaya penyelamatan yang telah dilakukan. Dengan suara bergetar, mereka mengungkapkan kebahagiaan karena bisa pulang ke Indonesia.

"Terima kasih Pak," ujar mereka, Selasa, 18 Maret 2025. Sementara Sugiono merespons dengan menepuk pundak mereka satu per satu dalam pelukan. Beberapa di antaranya bahkan bersujud setibanya di landasan.

Baca juga: Menko Polkam: WNI Korban Online Scam di Myanmar Disetrum dan Diancam Ambil Organ

Proses pemulangan ini dilakukan melalui jalur darat dari Myawaddy, Myanmar, menuju Thailand, sebelum akhirnya diterbangkan ke Indonesia dengan pesawat carter. Dari total 400 WNI yang dipulangkan hari ini, sebanyak 313 merupakan laki-laki dan 87 perempuan, termasuk enam wanita yang sedang hamil.

Setelah memastikan mereka tiba dengan selamat, Sugiono menyampaikan pesan hangat kepada para korban. Ia berharap mereka dapat segera pulih dan berkumpul kembali dengan keluarga.

"Kepada WNI yang tiba di Indonesia, selamat datang kembali. Semoga bisa lekas kembali berkumpul bersama keluarga," ujar Sugiono, Selasa, 18 Maret 2025.

Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran pekerjaan di luar negeri tanpa melalui jalur resmi. Menurutnya, banyak kasus serupa terjadi akibat iming-iming pekerjaan dengan gaji tinggi yang berakhir dengan eksploitasi.

"Jalur yang legal, jalur-jalur yang bisa dipertanggungjawabkan. Jangan mudah terpengaruh oleh iming-iming atau janji-janji yang tidak jelas," tegasnya.

Para korban diketahui mengalami penyiksaan selama berada di Myanmar. Mereka dipaksa bekerja di bawah tekanan, mengalami kekerasan fisik seperti pemukulan dan penyetruman, serta diancam akan diambil organ tubuhnya jika tidak memenuhi target kerja. Selain itu, paspor mereka disita dan mereka dikurung tanpa akses komunikasi dengan keluarga.

Pemulangan ini merupakan hasil kerja Tim Pelindungan WNI KBRI Bangkok, Kementerian Luar Negeri, dan Divhubinter Polri. Secara keseluruhan, sebanyak 554 WNI korban sindikat online scam di Myanmar akan dipulangkan dalam tiga gelombang.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, menyebut bahwa pemulangan dilakukan dalam dua tahap, dengan gelombang pertama dan kedua membawa 400 orang, sementara gelombang ketiga yang berjumlah 154 orang akan tiba esok hari. Ia menyoroti penderitaan yang dialami para korban selama berada di Myanmar.

"Para korban telah mengalami berbagai tekanan fisik, pemukulan, dan bahkan diancam akan diambil organ tubuhnya, paspor diambil, dan dilarang berkomunikasi. Ini sangat kuat penyanderaan dalam mafia online scam internasional," ujar Budi.

Setibanya di Indonesia, para korban akan ditempatkan sementara di Wisma Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan bantuan logistik sebelum dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Selain itu, pemerintah akan melakukan investigasi untuk memastikan apakah seluruhnya benar-benar korban atau ada yang terlibat dalam jaringan sindikat tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)