Mendiktisaintek Satryo Bantah Lakukan Kekerasan terhadap Pegawai

Mobil Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro dikepung pegawai. Foto: Metro TV/Rizki Nor Muhammad.

Mendiktisaintek Satryo Bantah Lakukan Kekerasan terhadap Pegawai

Despian Nurhidayat • 20 January 2025 16:43

Jakarta: Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro merespons soal demonstrasi pegawainya yang diduga karena isu pemecatan sepihak dan isu kekerasan. Satryo menepis isu soal adanya tindak kekerasan.

"Tidak benar (melakukan tindak kekerasan pada pegawai)," ucap singkat Satryo saat dihubungi, Senin, 20 Januari 2025.

Terpisah, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemenditisaintek Khairul Munadi menyori merespons soal dugaan pemecatan pegawai. Pihaknya akan menindaklanjuti aksi demo ini dan mencari solusi terbaik atas berbagai dinamika yang terjadi pada proses transisi ini. 

"Rotasi, promosi, dan mutasi ASN pada masa transisi Kementerian ini merupakan hal yang lumrah sebagai upaya penyegaran organisasi dan tour of duty," kata dia. 

Menurut Munadi, Kemendiktisaintek akan melakukan tindak lanjut atas berbagai aspirasi dari pegawai. Rotasi, promosi, maupun mutasi pada masa transisi kementerian ini dikatakan merupakan dinamika yang bisa saja dialami oleh setiap institusi. Kemendiktisaintek mengeklaim sangat terbuka akan berbagai masukan dan aspirasi terutama dari publik dan internal. 

"Kini Kemendiktisaintek juga sedang memproses berbagai program yang telah diamanatkan oleh Presiden Prabowo bersama dengan seluruh jajaran dan juga dengan pihak pemangku kepentingan agar Asta Cita dapat dilaksanakan dengan baik," tutur Munadi.
 

Baca juga: Mendikti Saintek Satryo Soemantri Didemo Pegawai

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti Suwitno menjelaskan bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan ini karena proses pergantian jabatan yang dilakukan di Kemendiktisaintek dilakukan dengan cara yang tidak sesuai prosedur. 

"Perubahan kementerian kalau soal pergantian jabatan pimpinan itu hal yang biasa. Tapi dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara juga tidak sesuai prosedur. Nah, ini juga memang terjadi sebenarnya di pimpinan di Ditjen Dikti yang lama dan juga ada salah seorang direktur di lingkungan Ditjen Dikti. Itu tidak diperlakukan secara adil," ucap Suwitno. 

Dia menceritakan salah satu contoh perlakuan tidak adil yang dilakukan oleh Mendiktisaintek Satryo dialami oleh Pranata Humas Ahli Muda sekaligus Pj. Rumah Tangga Kemendiktisaintek, Neni Herlina. 

Ia menjelaskan Neni bertugas melayani keperluan rumah tangga Kemendiktisaintek. Namun, ada satu kejadian yang menimbulkan kesalahpahaman. 

"Di dalam langkah tugas dan itu menjadi fitnah bahwa Ibu Neni menerima sesuatu padahal dia tidak melakukannya," ungkap Suwitno.

Menurut dia, kalau pegawai melakukan kesalahan, bisa ditindaklanjuti dengan penjatuhan hukuman disiplin. Tapi, dia menilai pemberian hukuman tanpa prosedur jelas. Bahkan, Neni disebut dapat perlakuan kasar.

"Diusir dan diberhentikan katanya, bahkan diminta angkat kaki. Pada hari itu juga angkat kaki disaksikan oleh Pak Sesjen. Nah, ini tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga kawan-kawan dari pegawai di Ditjen Dikti, terutama di Paguyuban, pegawai ini melihat ada sesuatu yang salah," jelas Suwitno

Aksi unjuk rasa disebut tanpa paksaan dan spontan dilakukan para pegawai yang tergabung dalam Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti.  Sekretaris Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti, Nining Setiawati menyebut kejadian ini menjadi hal yang ironi. Pemerintah ingin melakukan upaya untuk tidak ada perundungan di dunia pendidikan, tapi nyatanya hal tersebut masih terjadi di lingkup kementerian yang mengurusi bidang pendidikan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)