Sekitar 300 relawan dari 44 negara memenuhi aula pertemuan dalam sesi pelatihan sebelum berlayar menembus blokade Israel menuju Gaza. (Global Sumud Flotilla)
Willy Haryono • 3 September 2025 12:56
Tunis: Ratusan relawan kemanusiaan yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla (GSF) mengikuti pelatihan intensif sebelum berlayar menuju Jalur Gaza pada Selasa, 2 September. Pelatihan dua hari di Gedung Serikat Buruh Tunisia ini juga diikuti 30 relawan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC).
Pihak GSF menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai syarat utama sebelum keberangkatan.
“Misi ini berbahaya. Kita butuh pengertian dan pemahaman semua relawan agar dapat bergerak dalam satu komando,” ujar Suzan, perwakilan GSF, dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Rabu, 3 September 2025.
Sekitar 300 relawan dari 44 negara memenuhi aula pertemuan. Selain materi teknis soal keselamatan di laut, peserta juga mendengarkan kesaksian warga Palestina tentang kondisi terkini di Gaza. Sahab, seorang pengungsi asal Gaza, menggambarkan penderitaan akibat serangan Israel.
“Lebih dari 75 ribu warga Palestina tewas, rumah dan sekolah hancur. Mari hentikan blokade Gaza, hentikan genosida,” serunya.
Misi kali ini akan melibatkan 65 kapal: 21 dari Tunisia, 24 dari Barcelona, 18 dari Italia, dan 2 dari Yunani. Para relawan membawa bantuan obat-obatan, makanan, hingga pakaian. “Setiap hari warga Gaza menderita. Genosida ini harus dihentikan,” kata Rebecca, delegasi dari Amerika Serikat.
Alina, dokter asal Jerman, menambahkan bahwa tragedi Gaza bukan sekadar soal angka korban. “Ini soal kemanusiaan. Kami siap menghadapi segala kemungkinan terburuk,” ujarnya.
Dari Indonesia, 30 relawan dipimpin oleh Muhammad Husein. “Relawan dari 44 negara siap berlayar menuju Gaza bersama Global Sumud Flotilla. Mari kita dobrak blokade atas Gaza,” tegasnya.
Baca juga: Konvoi Global Sumud Flotilla Ikut Pelatihan di Tunisia
Streaming