Jakarta: Puasa Arafah adalah puasa sunah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah atau satu hari sebelum Hari Raya Iduladha. Tanggal 9 Zulhijah atau satu hari sebelum Iduladha disebut sebagai hari Arafah. Oleh karena itu, ibadah puasa pada hari tersebut disebut puasa Arafah.
Waktu pelaksanaan puasa ini juga bertepatan dengan jemaah haji yang melakukan wukuf di padang Arafah. Puasa Arafah hukumnya sunah bagi umat Islam yang sedang tidak menjalankan ibadah haji. Namun seorang muslim yang tengah menjalankan ibadah haji tidak dianjurkan untuk mengerjakan ibadah ini.
Meskipun sifatnya sunah, puasa ini sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, karena memiliki keutamaan besar. Dalam sebuah hadis diriwayatkan puasa Arafah dapat menghapus dosa bagi yang menjalankannya.
Sebagaimana hadis riwayat Abu as-Syekh Al-Ishfahani dan Ibnu an-Najar sebagai berikut:

Artinya: “Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.” (HR Muslim).
Keistimewaan dan Keutamaan Puasa Arafah
Selain itu, terdapat pula keistimewaan dari puasa arafah ini, berikut informasinya.
1. Dibebaskan dari Api Neraka
Salah satu keistimewaan puasa Arafah adalah peluang besar bagi seorang hamba untuk dibebaskan dari siksa api neraka oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Muslim.
“
Tidak ada hari di mana Allah SWT membebaskan lebih banyak hamba dari api neraka selain hari Arafah.” (HR Muslim)
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga bersabda:
“
Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Termasuk Amalan yang Dicintai oleh Allah
Puasa Arafah termasuk dalam kategori amal saleh yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Hal ini karena dilaksanakan di salah satu dari 10 hari pertama bulan Dzulhijjah yang penuh kemuliaan. Dalam sebuah hadis disebutkan:
“
Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah). Para sahabat bertanya:
‘Tidak pula jihad di jalan Allah?’ Rasulullah SAW menjawab: ‘Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.’” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadis serupa juga diriwayatkan Tirmidzi dan Ahmad).
3. Mendapat Syafaat di Hari Kiamat
Orang yang berpuasa di hari Arafah dengan penuh keikhlasan karena Allah SWT akan mendapatkan syafaat di hari kiamat. Rasulullah SAW menyampaikan bahwa puasa dan Al-Qur'an kelak akan menjadi perantara syafaat bagi pelakunya.
“
Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat pada hari kiamat. Puasa mengatakan, ‘wahai Rabbku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat pada siang hari maka berilah ia syafaat karenaku. Al’Qur’an pun berkata, ‘aku menghalanginya dari tidur pada malam hari maka berilah ia syafaat karenanya.” Rasulullah mengatakan, ‘Maka keduanya akan memberikan syafaat’.” (HR. Ahmad, Hakim)
4. Doanya Mustajab
Hari Arafah juga merupakan waktu terbaik untuk memanjatkan doa. Karena itu, sangat dianjurkan bagi orang yang berpuasa di hari Arafah untuk memperbanyak ibadah lain seperti dzikir, membaca Al-Qur'an, salat sunnah, dan tentunya berdoa.
“
Sebaik-baiknya doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baiknya yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan, ‘La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qadir’ (tidak ada sesembahan yang berhak disembah, kecuali Allah semata; tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi)