Iran Ajukan Keluhan ke Dewan Keamanan PBB atas Ancaman Trump

Sebuah sesi sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB di New York. (EPA)

Iran Ajukan Keluhan ke Dewan Keamanan PBB atas Ancaman Trump

Willy Haryono • 12 February 2025 17:50

Teheran: Iran secara resmi mengajukan protes ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) atas pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dianggap bertentangan dengan hukum internasional dan Piagam PBB. 

Langkah ini diumumkan Kazem Gharibabadi, perwakilan Iran untuk organisasi internasional, dalam sebuah unggahan di media sosial X pada Selasa kemarin, tiga hari setelah Trump menyatakan bahwa dirinya lebih memilih membuat kesepakatan dengan Iran daripada "membombardir habis-habisan" negara tersebut.

“Mereka tidak ingin mati. Tidak ada yang ingin mati,” ujar Trump dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Mehr News, Rabu, 12 Februari 2025.

Gharibabadi menegaskan bahwa partisipasi besar rakyat Iran dalam peringatan 46 tahun Revolusi Islam 1979 pada Senin lalu merupakan respons tegas terhadap ancaman yang dilontarkan mantan presiden AS tersebut.

"Iran akan dengan tegas melindungi keamanan dan kepentingan nasionalnya," ujar Gharibabadi.

Ia juga menekankan bahwa Iran akan menempuh jalur hukum atas pernyataan Trump yang dinilai bertentangan dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB. Surat protes resmi tersebut akan didaftarkan sebagai dokumen resmi di Dewan Keamanan PBB.

Sanksi dan Tekanan AS

Ancaman Trump muncul hanya beberapa hari setelah ia menandatangani perintah eksekutif untuk menghentikan ekspor minyak Iran hingga nol. Sementara itu, ia juga mengklaim ingin membuka kembali negosiasi terkait kesepakatan nuklir dengan Iran.

Kebijakan tersebut merupakan bagian dari sanksi yang kembali diberlakukan setelah Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 2018.

Menanggapi ancaman Trump, Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Senin menegaskan bahwa negaranya tidak menginginkan perang, tetapi juga tidak akan tunduk pada tekanan asing.

"Iran tidak mencari konflik, tetapi kami tidak akan menyerah pada tekanan dari luar," tegas Pezeshkian.

Ia juga mengecam sikap kontradiktif Trump yang di satu sisi mengklaim ingin bernegosiasi, tetapi di sisi lain justru memperkuat kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Iran.

"Trump mengatakan mari berdialog, tetapi kemudian ia menandatangani dan mengumumkan berbagai upaya untuk melemahkan Revolusi Islam," tambahnya. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Tanggapi Trump, Iran Tegaskan Polugrinya Berfokus pada Kepentingan Nasional

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)