Hujan deras saat mengguyur wilayah Kota Yogyakarta. Metrotvnews.com/ Ahmad Mustaqim
Yogyakarta: Ancaman dampak cuaca buruk yang diperkirakan berlangsung hingga 21 Agustus 2025 masih mengintai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dampak cuaca buruk yang terjadi pada Selasa, 19 Agustus 2025 lalu menjangkau sejumlah kabupaten/kota.
"TRC (Tim Reaksi Cepat) di Yogyakarta itu siaga 24 jam. Begitu ada laporan, pasti kami akan melakukan penanganan," kata Manajer Pusat Data dan Operasi (Pusdalops) PB BPBD DIY, Julianto Wibowo, saat dihubungi, Rabu, 20 Agustus 2025.
Julianto mengatakan sudah menerima peringatan ancaman cuaca buruk tersebut dari BMKG. Wilayah-wilayah yang disorot di antaranya Sleman bagian utara, Kulon Progo bagian utara, Gunungkidul bagian utara, dan Kota Yogyakarta. Ia mengatakan konsentrasi penanganan saat ini masih berada di tangan BPBD kabupaten/kota.
"Selain BPBD kabupaten/kota siaga, kami juga mengimbau masyarakat melakukan berbagai hal, seperti pemotongan pohon, dahan-dahannya, karena ini hubungannya dengan hujan dan angin. Kemudian saluran-saluran drainase yang ada di sekitar pemukiman, itu perlu ditindaklanjuti untuk pembersihan dan sebagainya," jelas Julianto.
Julianto mengungkapkan jajarannya terus berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota dalam memperbarui situasi di setiap daerah. Menurut dia, dampak cuaca buruk kemarin belum terlampau berat meski terjadi di hampir setiap kabupaten/kota. Ia mengatakan dampak bencana signifikan akan disikapi dengan penetapan status.
"Kalau nanti dampaknya berat ataupun itu meluas, kami harus mengeluarkan status keadaan daruratnya itu. Kami masih memantau. Tapi saat ini belum sampai, belum sampai ke SK ada daruratnyam" ungkap Julianto.
Ia menegaskan penetapan status darurat di tingkat provinsi bergantung minimal dua kabupaten/kota menetapkan status tersebut. Julianto mengatakan tim TRC BPBD DIY terus memantau dan koordinasi dalam menyikapi situasi di setiap daerah.
"Kami koordinasikan dalam kelompok TRC ataupun Pusdalop, itu sudah ada kekuatan sumber daya, potensi sumber daya yang bisa kami gerakkan," ujar Julianto.
Sebelumnya hujan disertai angin kencang mendera sebagian besar wilayah DDIY. Cuaca buruk tersebut diperkirakan masih bisa terjadi hingga 21 Agustus 2025.
Analis Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Slamet menjelaskan salah satu penyebab cuaca buruk saat ini disebabkan munculnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia. Ia mengatakan fenomena MJO ditandai dengan menghangatnya kondisi suhu muka laut di Samudra Hindia, Barat Sumatra.
Ia mengatakan selama kemunculan fenomena MJO massa udara dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika bergerak menuju wilayah Indonesia. Pergerakan massa udara tersebut menjadi pemicu peningkatan potensi uap air.
Slamet mengungkapkan DIY jadi salah satu wilayah terdampak munculkan uap air hingga muncul hujan lebat. Selain fenomena MJO, Slamet melanjutkan, kondisi tersebut ditambah adanya bibit siklon tropis 90W di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina. Namun demikian, ia menyebut siklon itu tidak berpengaruh langsung terhadap cuaca di DIY.
"Sebenarnya dampak yang menjadi penyebab utamanya adalah karena adanya MJO tadi," ucap Slamet.