Pangkalan gas elpiji 3 kg. Foto: Metrotvnews.com/Rhobi Sani.
Rahmatul Fajri • 2 February 2025 20:58
Jakarta: Anggota Komisi XII DPR Nevi Zuairina meminta pemerintah turun tangan mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) yang terjadi di berbagai wilayah dalam beberapa minggu terakhir. Kondisi ini dinilai sangat berdampak pada masyarakat kecil, terutama rumah tangga berpenghasilan rendah dan pelaku usaha mikro yang menggantungkan aktivitas sehari-hari pada gas bersubsidi.
"Kesulitan mendapatkan elpiji membuat mereka harus mencari alternatif yang lebih mahal, sehingga beban ekonomi semakin berat," kata Nevi melalui keterangannya, Minggu, 2 Februari 2025.
Nevi mengatakan pemerintah harus segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Menurutnya, salah satu penyebab utama kelangkaan adalah penetapan kuota elpiji 3 kilogram bersubsidi pada 2025 yang lebih rendah ketimbang realisasi penyaluran pada tahun sebelumnya.
Pada 2024, distribusi gas melon mencapai 414.134 metrik ton, sementara kuota tahun ini hanya sebesar 407.555 metrik ton. Pemerintah memang mengeklaim adanya kenaikan kuota dalam APBN 2025 sebesar 8,17 juta metrik ton atau naik 2,1 persen ketimbang tahun lalu. Namun, kata ia, angka ini tetap lebih kecil dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
"Dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan energi yang terus meningkat, kebijakan ini berisiko memperburuk kelangkaan di banyak daerah," katanya.
Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg di Kota Tangerang Langka |