Bendera Ukraina berkibar di dekat gedung US Capitol di Washington, Amerika Serikat. (Anadolu)
Muhammad Reyhansyah • 24 November 2025 15:03
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berupaya meredakan ketegangan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Minggu, 23 November 2025, setelah pemimpin AS itu mengkritik Kyiv selama pembahasan penyelesaian perang dengan Rusia di Jenewa.
Trump sebelumnya menulis di platform Truth Social bahwa kepemimpinan Ukraina “MENGEKSPRESIKAN NOL TERIMA KASIH ATAS UPAYA KAMI,” merujuk pada rencana yang ia usulkan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir empat tahun dan sebagian mengikuti tuntutan Moskow.
Beberapa jam kemudian, Zelensky merespons melalui X. “Ukraina berterima kasih kepada Amerika Serikat, kepada setiap hati rakyat Amerika, dan secara pribadi kepada Presiden Trump atas bantuan yang dimulai dari Javelin telah menyelamatkan nyawa warga Ukraina,” tulisnya.
Di Jenewa, pejabat tinggi AS dan Ukraina terus meninjau draf rencana 28 poin, dengan Kyiv menyatakan bahwa versi terbaru telah mengakomodasi sejumlah gagasan mereka. “Versi dokumen saat ini, meski masih dalam tahap finalisasi, sudah mencerminkan sebagian besar prioritas utama Ukraina,” kata Rustem Umerov, negosiator sekaligus sekretaris dewan keamanan Ukraina.
Mengutip dari France24, Senin, 24 November 2025, rancangan awal dari pihak AS mengadopsi beberapa tuntutan keras Moskow, termasuk menyerahkan wilayah, mengurangi kekuatan militer, dan memberikan janji untuk tidak bergabung dengan NATO. Rencana tersebut juga mencakup jaminan keamanan yang masih samar serta penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk membangun kembali Ukraina.
Trump memberikan tenggat hingga 27 November saat perayaan Thanksgiving di AS bagi Ukraina untuk menyetujui rencana itu, meski ia juga memberi sinyal adanya ruang fleksibilitas.
Sejak memasuki masa jabatan keduanya, posisi Trump mengenai perang Ukraina terlihat berubah-ubah. Dari semula menjanjikan penyelesaian konflik dalam “24 jam," ia bergeser dari mengagumi Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyebut Zelensky sebagai “diktator,” hingga menjatuhkan sanksi berat terhadap Moskow dan memberi isyarat bahwa Ukraina dapat merebut kembali wilayahnya.
Baca juga: Zelensky Pertimbangkan Kunjungan ke AS di Tengah Pembicaraan Damai