PM Malaysia Anwar Ibrahim dalam seremoni pembukaan pameran produk halal MIHAS di MITEC, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, 19 September 2025. (MATRADE / MIHAS)
Willy Haryono • 19 September 2025 13:55
Kuala Lumpur: Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Anwar Ibrahim menegaskan bahwa industri halal adalah simbol kepercayaan global dan pilar penting ekonomi nasional. Hal itu disampaikan dalam pidato kunci pada pembukaan Konferensi Halal Global (KHG) 2025 dan Pameran Halal Internasional Malaysia (MIHAS) 2025 di MITEC, Kuala Lumpur, Jumat, 19 September 2025.
Anwar menekankan konsep halalan toyyiban bukan sekadar label fiqih, tetapi pandangan hidup menyeluruh yang menekankan kebersihan, integritas, akuntabilitas, hingga keadilan.
“Halal adalah sistem nilai universal, yang mencerminkan perdagangan yang etis, konsumsi yang bertanggung jawab, serta penghormatan pada martabat manusia dan keberlanjutan lingkungan,” kata Anwar.
Ia menyoroti perkembangan industri halal Malaysia yang kini melampaui sektor makanan dan minuman, mencakup pariwisata, kosmetik, kesehatan, farmasi, hingga keuangan syariah.
Dengan dukungan percepatan sertifikasi JAKIM, lebih dari 10.000 perusahaan, dengan 80% di antaranya UMKM, telah mendapatkan sertifikat halal Malaysia, yang kini diakui di hampir 50 negara dan bekerja sama dengan lebih dari 80 lembaga sertifikasi asing di 45 negara.
Pemerintah Malaysia, lanjut Anwar, terus memosisikan halal sebagai salah satu pilar utama strategi pertumbuhan nasional. Melalui Halal Industry Master Plan 2030 dan New Industrial Master Plan 2030, sektor halal ditargetkan menyumbang RM231 miliar atau 10,8% dari PDB pada 2030, dengan proyeksi ekspor halal mencapai RM80 miliar.
Anwar juga menekankan pentingnya digitalisasi. MIHAS 2025 untuk pertama kalinya mengoptimalkan MADANI Digital Trade (MDT), sebuah platform berbasis kecerdasan buatan untuk mempercepat pencocokan bisnis lintas negara.
“Dengan dukungan teknologi big data, cloud, dan AI, MDT akan menjadi game-changer bagi industri halal Malaysia,” ujarnya.
Dalam konteks global, Anwar menyebut Malaysia telah mempromosikan halal di berbagai forum, mulai dari Kazan Forum di Rusia, BRICS Summit di Brasil, hingga diskusi bilateral dengan Tiongkok dan Inggris.
Malaysia juga mempertahankan posisi teratas dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) selama 11 tahun berturut-turut, khususnya di sektor makanan halal, keuangan syariah, serta media dan rekreasi.
“Industri halal bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga dakwah melalui tindakan, karakter, dan komitmen kita pada integritas. Malaysia akan terus menjadi jembatan antara dunia Islam dan pasar global,” ungkap Anwar.
Baca juga: Pameran Halal MIHAS 2025 Diproyeksikan Capai Target Transaksi Rp19,5 Triliun