Banjir Hingga 1 Meter Landa Kabupaten Tangerang, 1.500 KK Terdampak

Banjir yang melanda Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Rabu (17/9). Sumber: BPBD Kabupaten Tangerang

Banjir Hingga 1 Meter Landa Kabupaten Tangerang, 1.500 KK Terdampak

Lukman Diah Sari • 18 September 2025 15:03

Tangerang: Bencana banjir melanda  abupaten Tangerang, Banten, pada Rabu, 17 September 2025. Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi dan kontur tanah rendah. 

"Banjir setinggi 15–100 cm," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Kamis, 18 September 2025.

Abdul mengungkap wilayah terdampak berada di Desa Pasir Gadung, Kecamatan Cikupa. Sebanyak 1.500 KK terdampak. 

"Data masih diperbarui," ungkap Abdul Muhari.

BPBD Kabupaten Tangerang, kata Abdul, berkoordinasi dengan pihak terkait untuk asesmen. Banjir belum surut.

Waspada Hujan Sangat Lebat

Sementara itu, memasuki dasarian kedua September 2025, sebagian wilayah Indonesia sedang mengalami masa peralihan. Pada periode 19–22 September 2025, masyarakat perlu mewaspadai potensi hujan intensitas sedang di sejumlah wilayah, yakni: 

Pulau Sumatra

  • Aceh
  • Sumatra Utara
  • Sumatra Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Sumatra Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Lampung
Baca juga: 

Sensor Peringatan Dini Banjir Dipasang di Gunung Semeru

 

Pulau Jawa

  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta

Pulau Kalimantan

  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara

Pulau Sulawesi

  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Barat

Wilayah Indonesia timur

  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat Daya
  • Papua Barat
  • Papua.
"Dan juga Bali," ucap dia. 

Sementara itu, hujan lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di sejumlah daerah, yakni Bengkulu, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Imbauan untuk Masyarakat

Abdul mengingatkan masyarakat untuk menghindari berteduh di bawah pohon saat hujan disertai petir dan angin kencang. Kemudian, warga bantaran sungai diminta memantau ketinggian air secara berkala dan segera menyelamatkan diri jika air meningkat drastis.

Warga di permukiman padat juga diminta memastikan saluran air dan selokan tidak tersumbat. Kemudian, warga di perbukitan, lereng tebing, dan kaki gunung perlu mewaspadai hujan lebat berdurasi lebih dari satu jam, memantau perkembangan cuaca, dan mengikuti arahan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

"Pemerintah daerah tingkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah yang dapat terjadi kapan saja," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)