Dolar AS Mulai 'Pulih dari Kesakitan' Ketidakpastian Tarif Trump

Dolar AS. Foto: dok MI.

Dolar AS Mulai 'Pulih dari Kesakitan' Ketidakpastian Tarif Trump

Husen Miftahudin • 8 April 2025 08:39

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mulai pulih pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), dari kesakitan akibat ketidakpastian yang ditimbulkan oleh ulah Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif resiprokal (timbal balik) kepada hampir semua negara di dunia.

Mengutip FX Street, Selasa, 8 April 2025, indeks dolar AS (DXY), yang melacak kinerja dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan mendekati area 103 pada perdagangan Senin waktu setempat.

Volatilitas pasar meningkat karena munculnya berita utama yang menunjukkan penangguhan sementara tarif oleh AS, meskipun hal ini dengan cepat dibantah oleh Gedung Putih.

Sementara ekuitas dan komoditas berada di bawah tekanan, DXY mempertahankan kenaikan yang moderat. Sinyal teknis tetap beragam, dengan MACD menunjukkan tanda beli tetapi rata-rata pergerakan utama menunjukkan tanda-tanda bearish.
 

Baca juga: Trump Ancam Beri Tambahan Tarif 50% ke Tiongkok, Perang Dagang Makin Panas!


(Ilustrasi dolar AS. Foto: Freepik)
 

Dolar sempat terguncang


Pasar awalnya menguat karena laporan AS sedang mempertimbangkan jeda tarif 90 hari untuk semua negara kecuali Tiongkok, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Dewan Ekonomi Nasional (NEC) Kevin Hassett.

Sayangnya optimisme itu berumur pendek setelah juru bicara Gedung Putih membantah laporan itu sebagai tidak benar, yang memicu kembali aliran dana safe haven dan menyeret saham lebih rendah.

Indeks AS membalikkan keuntungan sebelumnya; Dow turun lebih dari 1,5 persen, sementara S&P 500 dan Nasdaq juga tergelincir ke wilayah merah pada sore hari.

Perhatian beralih ke data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk periode Maret, yang dapat mencerminkan efek awal dari kebijakan perdagangan saat ini.

Gedung Putih telah menggembar-gemborkan kemajuan dalam mengekang inflasi, khususnya pada sektor makanan dan energi, tetapi pasar tetap berhati-hati menjelang rilis data tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)