Kredit Perbankan Moncer, Tumbuh Double Digit hingga Februari 2025

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Kredit Perbankan Moncer, Tumbuh Double Digit hingga Februari 2025

M Ilham Ramadhan Avisena • 13 April 2025 15:40

Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan industri perbankan nasional tetap stabil dan sehat hingga Februari 2025, meski tekanan ekonomi global belum surut. Kredit tumbuh dua digit, sementara likuiditas dan kualitas aset tetap terjaga.

Industri perbankan nasional menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah ketidakpastian global. OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada Februari 2025 tetap melanjutkan tren positif dua digit, yakni sebesar 10,30 persen secara tahunan (year on year/yoy) naik dari 10,27 persen pada Januari, dengan total outstanding kredit mencapai Rp7.825 triliun.

"Kinerja intermediasi perbankan relatif stabil dengan profil risiko yang terjaga pada Februari 2025," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers secara daring, dikutip Minggu, 13 April 2025.

Ia menjelaskan, kredit investasi menjadi kontributor pertumbuhan tertinggi dengan lonjakan 14,62 persen, disusul oleh kredit konsumsi sebesar 10,31 persen, sementara kredit modal kerja tumbuh 7,66 persen.

"Bank BUMN menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan kredit mencapai 10,93 persen year on year menunjukkan peran besar dalam pemulihan ekonomi," ujar Dian.
 

Baca juga: 

OJK Basmi 1.332 Entitas Pinjol Ilegal dan Investasi Bodong



(Ilustrasi OJK. MI/Ramdani)

Kredit korporasi tumbuh pesat

Dari sisi debitur, kredit korporasi tumbuh pesat sebesar 15,95 persen, sementara kredit UMKM tercatat tumbuh 2,51 persen. Selain dari sisi pembiayaan, OJK juga menekankan bahwa likuiditas perbankan berada dalam level aman.

Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) tercatat 26,35 persen, dan terhadap non-core deposit (AL/NCD) sebesar 116,76 persen, meningkat dari bulan sebelumnya dan jauh di atas ambang batas minimum.

"Likuiditas industri perbankan tetap memadai, bahkan liquidity coverage ratio berada di level 210,14 persen, ini menunjukkan kesiapan industri menghadapi gejolak pasar," jelas Dian.

Kualitas kredit tetap terjaga

Rasio kredit bermasalah (NPL gross) sedikit naik menjadi 2,22 persen dari sebelumnya 2,18 persen, dan NPL net berada di 0,81 persen. Sementara rasio loan at risk (LAR) tercatat stabil di 9,77 persen, turun dari 11,56 persen pada Februari 2024 dan bahkan lebih baik dari posisi sebelum pandemi yaitu 9,93 persen.

"Meski sedikit meningkat dibandingkan Januari, rasio NPL dan LAR tetap lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Artinya kualitas kredit masih dalam batas aman," tutur Dian.

Dari sisi permodalan, industri perbankan nasional juga kokoh. Rasio kecukupan modal (CAR) berada di 26,98 persen, hanya sedikit turun dari Januari (27,01 persen), namun masih jauh di atas ketentuan minimum dan menjadi bantalan yang kuat dalam menghadapi potensi risiko.

"Permodalan yang kuat ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang sangat penting ditengah kondisi global yang penuh ketidakpastian," pungkas Dian.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)