Motivasi Kelompok yang Selalu Menyudutkan Jokowi Dipertanyakan

Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Foto- Metrotvnews.com Triawati Prihatsari

Motivasi Kelompok yang Selalu Menyudutkan Jokowi Dipertanyakan

M Sholahadhin Azhar • 25 April 2025 09:41

Jakarta: Persiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), kerap diterpa isu miring bahkan berulang. Salah satunya, yakni terkait keaslian ijazah Jokowi.

Koordinator Gerakan #IndonesiaCerah, Febry Wahyuni Sabran mempertanyakan maksud dari kelompok yang mengembuskan isu itu. Terutama, terkait isu miring soal asli atau tidaknya ijazah Jokowi.

"Kenapa dan ada apa? Apakah ada motif tersembunyi dan agenda yang lebih besar dengan sasarannya adalah Pak Jokowi?" kata Febry dalam keterangan yang dikutip Jumat, 25 April 2025. 

Menurut dia, ada motif besar yang menjadi latar belakang terkait isu itu. Kemungkinan besar, ada maksud lain yang dijadikan dasar, lebih dari membunuh karakter Jokowi.

Di sisi lain, Febry mendukung penuh langkah jokowi menempuh jalur hukum, dalam merespons tudingan ijazah palsu. Febry berharap motif kelompok terkait dapat terkuak di persidangan.
 

Baca: Laporan Terhadap Roy Suryo soal Ijazah Palsu Jokowi Dilimpahkan ke Polda Metro

"Menurut saya, dari upaya hukum yang ditempuh oleh Pak Jokowi nanti kita bisa cermati apakah akan ada isu lain yang muncul yang menyasar Pak Jokowi," kata dia.

Febry menilai jika masih berlanjut, maka ada kepentingan politik yang ingin mengganggu relasi Jokowi dan Prabowo. Bahkan, bisa jadi terkait dengan pemilihan umum pada 2029.

"Bisa jadi pula sebagai jalan untuk memuluskan kelompok ini menggapai kepentingan politiknya di pemilu 2029," kata dia. 

Atas dasar itu, Febry ingin tak ada lagi upaya-upaya penyudutan Jokowi. Termasuk, dalam memuluskan kepentingan politik kelompok tertentu.

"Di kesempatan ini saya mengajak semua pihak ayolah, saatnya kita menyatukan tekad bangsa ini, tidak hanya untuk kepentingan 5 atau 10 tahun ke depan, tetapi juga untuk mencapai target Indonesia Emas 2045," kata dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)