Sejumlah orang berdiri di Pelabuhan Kota Baru, Kota Ternate, Provinsi Malukku Utara, Jumat, 12 Desember 2025. ANTARA/Abdul Fatah
Silvana Febiari • 12 December 2025 11:18
Ternate: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate mengimbau pemerintah dan masyarakat di Maluku Utara (Malut) meningkatkan kesiapsiagaan menyusul fenomena cuaca ekstrem. Kolaborasi antar-instansi juga dinilai penting dalam menghadapi dampak fenomena cuaca ekstrem.
"Diperlukan koordinasi, sinergi, dan komunikasi yang intensif antar pihak terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate Sakimin, dikutip dari Antara, Jumat, 12 Desember 2025.
Sakimin juga meminta pemerintah daerah dan masyarakat memastikan kesiapan infrastruktur serta pengelolaan sumber daya air. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak peningkatan curah hujan dan potensi pohon tumbang.
Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berpotensi melanda Maluku Utara pada 12–17 Desember 2025. Peringatan ini disampaikan langsung Sakimin dalam keterangan resmi.
Hasil pemantauan dinamika atmosfer menunjukkan adanya belokan dan perlambatan massa udara di sekitar wilayah Maluku Utara. Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan kecepatan angin dan memicu pertumbuhan awan hujan di sejumlah daerah. Secara umum, kondisi
cuaca Maluku Utara periode 12–17 Desember 2025 berawan hingga hujan ringan.
"Namun masyarakat perlu mewaspadai adanya peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang bisa terjadi secara fluktuatif, baik pada pagi, siang/sore, maupun malam dan dini hari," ujar Sakimin.
BMKG mengeluarkan imbauan waspadai adanya cuaca ekstrem, khususnya yang beraktivitas di daerah rawan longsor, bantaran sungai, serta para nelayan dan operator kapal kecil, Rabu, 10 Desember 2025. ANTARA/HO- BMKG Ternate
BMKG juga mengungkap adanya dampak turunan akibat fenomena hidrometeorologi, seperti banjir,
banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, angin kencang, hingga berkurangnya jarak pandang.
Wilayah berpotensi terdampak hujan intensitas sedang hingga lebat selama periode tersebut, di antaranya 11–12 Desember 2025 Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah–Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, dan sekitarnya.
Pada 13–17 Desember 2025, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, dan sekitarnya