Ilustrasi. Foto: Unplash
Eko Nordiansyah • 6 December 2025 07:57
Houston: Harga minyak sedikit turun pada Jumat, 5 Desember 2025, mengembalikan sebagian kenaikan sesi sebelumnya. Meski begitu gerak harga minyak tetap didukung oleh kemajuan diplomatik yang terbatas dalam mengakhiri perang Ukraina serta penurunan suku bunga Federal Reserve AS yang diharapkan minggu depan.
Dilansir dari Investing.com, Sabtu, 6 Desember 2025, minyak mentah berjangka Brent yang berakhir pada Februari turun tipis 0,1 persen menjadi USD63,18 per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 0,2 persen menjadi USD59,56 per barel.
Kedua kontrak melonjak hampir satu persen pada hari Kamis, menempatkan kontrak WTI di jalur kenaikan mingguan 1,5 persen, sementara kontrak Brent sebagian besar tidak berubah.
Harga minyak menguat setelah perundingan AS-Rusia yang diadakan awal pekan ini gagal menghasilkan terobosan langsung menuju gencatan senjata Ukraina. Kurangnya kemajuan meredam harapan bahwa sanksi energi terhadap minyak mentah Rusia dapat segera dilonggarkan, sehingga menjaga premi risiko di pasar.
Para analis mengatakan pertemuan yang macet tersebut memperkuat ekspektasi pasar bahwa gangguan pasokan dapat berlanjut, terutama setelah serangan Ukraina baru-baru ini terhadap infrastruktur energi Rusia.
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Majalah Jerman, Spiegel, melaporkan bahwa Presiden Prancis dan Kanselir Jerman telah menyuarakan skeptisisme atas arah upaya AS untuk menegosiasikan perdamaian antara Ukraina dan Rusia, mengutip transkrip panggilan telepon rahasia.
Dalam sebuah laporan pada hari Kamis, Spiegel mengatakan bahwa dalam panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan para pemimpin Eropa lainnya, Emmanuel Macron dari Prancis memperingatkan bahwa Amerika Serikat dapat memaksa Ukraina untuk memberikan konsesi teritorial kepada Rusia tanpa jaminan untuk mencegah agresi Rusia di masa mendatang.
"Ada kemungkinan AS akan mengkhianati Ukraina di wilayah tanpa kejelasan tentang jaminan keamanan," katanya, menurut majalah tersebut.
Dukungan yang lebih luas juga datang dari ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan minggu depan, dengan harga berjangka menunjukkan kemungkinan kuat penurunan sebesar 25 basis poin. Investor telah beralih ke pandangan bahwa The Fed mungkin mulai melonggarkan kebijakan seiring melemahnya momentum ekonomi.
Data pasar tenaga kerja AS memperkuat sentimen tersebut. Klaim pengangguran mingguan turun tajam menjadi 191 ribu, level terendah sejak September 2022, meskipun para ekonom mencatat volatilitas terkait liburan dapat memengaruhi angka tersebut. Pada saat yang sama, laporan penggajian swasta di awal pekan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan AS memangkas 32 ribu pekerjaan pada bulan November, menandakan melemahnya kondisi perekrutan.
Pasar kini berfokus pada rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada Jumat malam, tolok ukur inflasi pilihan The Fed. Angka yang lebih rendah dapat memperkuat argumen untuk pelonggaran kebijakan.