Ilustrasi. Foto: Dok/Medcom
Triawati Prihatsari • 4 December 2025 14:45
Solo: Air hujan yang turun di Kota Solo, Jawa Tengah, terbukti tidak lagi murni. Riset terbaru yang dirilis pada akhir November 2025 oleh Tim Microplastic Hunter dari Ecoton Foundation menemukan kandungan mikroplastik dalam sampel air hujan di sejumlah titik, dengan konsentrasi tertinggi di kawasan jalan protokol.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air hujan di lima lokasi, yaitu Jalan Kemuning, Jalan Hassanudin, Jalan Slamet Riyadi di Solo, Jalan Tol Ngemplak di Boyolali, dan satu titik kontrol di luar daerah. Koordinator tim, Alaika Rahmatullah, menjelaskan metode pengambilan sampel.
"Penelitian dilakukan dengan menempatkan wadah aluminium, stainless steel, dan wadah toples kaca dengan diameter 35 cm diletakkan pada ketinggian lebih dari 1,5 meter selama 1-2 jam," ujar Alaika Rahmatullah, Kamis, 4 Desember 2025.
Hasil pengamatan awal menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Konsentrasi mikroplastik tertinggi ditemukan di Jalan Slamet Riyadi dengan 125 partikel per liter. Disusul Jalan Tol Ngemplak Boyolali (78 partikel/liter) dan Jalan Hassanudin Solo (75 partikel/liter).
Temuan ini didominasi oleh mikroplastik jenis fiber atau serat, dengan sebagian kecil berupa film/filamen. Dari sisi warna, mikroplastik hitam mendominasi (71,3%), diikuti biru (18,1%), merah (7,4%), dan transparan (3,2%).
“Ini sangat mengkhawatirkan, ternyata air hujan di Solo juga terkontaminasi mikroplastik. Jangan kebiasaan mangap saat hujan turun, karena setiap tetes membawa risiko paparan plastik tambahan,” imbuh Alaika.
Peneliti Ecoton, Sofi Azilan Aini, menjelaskan tiga sumber utama dugaan tingginya mikroplastik di udara Solo. Pertama, aktivitas pembakaran sampah terbuka, terutama plastik multilayer dan tekstil sintetis, yang melepaskan fiber ke atmosfer.
Kedua, abrasi dari ban dan rem kendaraan bermotor di tengah padatnya lalu lintas di jalur Solo-Boyolali. Ketiga, sampah plastik yang tercecer di lingkungan dan terdegradasi, turut melepaskan partikel mikro ke udara.
“Mikroplastik berukuran sangat kecil dapat melayang dalam atmosfer ratusan kilometer. Semakin banyak orang yang membakar sampah, semakin banyak juga mikroplastik yang dilepaskan ke udara dan terbawa oleh air hujan,” ungkap Sofi.

Ilustrasi: Freepik
Menanggapi temuan ini, Wali Kota Solo Respati Ardi menyatakan akan melakukan pengecekan lebih lanjut. Pemerintah kota berencana menggandeng perguruan tinggi untuk melakukan riset lanjutan.
“Kita riset, kita cek. Kita ajak riset-riset bagaimana, apakah betul data itu. Kita cek nanti dengan UNS (Universitas Sebelas Maret) untuk mengukur mikroplastik di udara di perkotaan di Solo,” terang Wali Kota.
Temuan ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk lebih serius menangani polusi plastik dan mengendalikan sumber pencemaran di udara, yang dampaknya ternyata dapat langsung turun bersama air hujan.