Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 23 December 2025 21:30
Jakarta: Gambaran menjadi seorang ibu kerap identik dengan cinta, kehangatan, dan kebahagiaan. Namun di balik peran tersebut, perjalanan menjadi ibu juga sarat dengan dinamika emosional dan fisik yang tidak selalu mudah. Berbagai kekhawatiran dapat muncul, mulai dari kesiapan tubuh, perubahan suasana hati, hingga tekanan sosial untuk selalu tampak baik-baik saja.
Momentum Hari Ibu Nasional kembali membuka ruang diskusi tentang realita perjalanan motherhood. Psikolog Klinis Dewasa, Jennyfer, mengungkapkan ibu dari generasi muda cenderung lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaan. Namun derasnya arus informasi di media sosial juga membuat banyak ibu merasa kewalahan akibat standar ideal yang kerap tidak realistis.
Data Cek Kesehatan Gratis (CKG) Kementerian Kesehatan RI Oktober 2025 mencatat sekitar 8,5 persen ibu hamil terindikasi memiliki potensi depresi, angka yang jauh lebih tinggi dibanding populasi dewasa secara umum. Temuan ini menunjukkan di balik rutinitas dan unggahan positif di media sosial, tidak sedikit ibu yang tengah berjuang secara mental dan emosional.
"Yang dibutuhkan ibu bukan hanya informasi, tetapi juga validasi emosional, rasa dimengerti dan didukung. Perasaan bahagia, cemas, takut, hingga sedih bisa hadir bersamaan, dan itu sepenuhnya normal," ujar Jennyfer, dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 Desember 2025.
Ia menambahkan, kesiapan menjadi ibu tidak hanya berkaitan dengan fisik, tetapi juga mental serta dukungan lingkungan. Peran pasangan kini semakin penting sebagai co-parent yang terlibat secara emosional dan praktis. Lingkungan yang suportif terbukti membantu menurunkan tingkat stres serta risiko baby blues pada ibu.
.jpg)
Tantangan pemenuhan nutrisi
Selain aspek emosional, tantangan lain yang tak kalah penting adalah pemenuhan nutrisi. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan hampir tiga dari sepuluh ibu hamil mengalami anemia, sementara 17 persen berisiko Kurang Energi Kronik (KEK). Studi dalam Medical Journal of Indonesia (2017) juga mencatat sekitar 80 persen ibu hamil memiliki asupan protein yang belum mencukupi.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Muhammad Fadli, Sp.OG, menegaskan kebutuhan nutrisi ibu bersifat dinamis dan berbeda pada setiap fase. "Mulai dari persiapan kehamilan, masa hamil, hingga menyusui, kebutuhan nutrisi ibu terus berubah. Tidak bisa disamakan antara satu ibu dengan lainnya," ujar dia.
Asupan nutrisi lengkap seperti protein, asam folat, zat besi, DHA, dan kalsium berperan penting dalam menjaga stamina ibu serta mendukung tumbuh kembang janin. Pemenuhan nutrisi yang tepat juga menjadi langkah preventif untuk menekan risiko komplikasi kehamilan, termasuk kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Memasuki masa menyusui, kebutuhan nutrisi tetap menjadi prioritas karena berpengaruh pada proses pemulihan ibu serta kualitas produksi ASI. Dukungan nutrisi yang memadai membantu ibu tetap bertenaga dalam menjalani peran barunya.
Dalam konteks ini, berbagai inisiatif edukasi dan pendampingan terus dikembangkan untuk mendukung ibu di setiap fase kehidupannya. Salah satunya melalui kampanye yang mendorong percakapan lebih jujur tentang
motherhood, menjadi ibu adalah perjalanan yang indah, namun tidak selalu mudah dan tidak harus dijalani sendirian.
"Pemenuhan nutrisi yang lengkap dan seimbang bukan tanpa alasan. Hal ini juga merupakan langkah preventif yang krusial untuk memastikan proses kehamilan berjalan optimal hingga persalinan, sekaligus menekan risiko bayi lahir prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)," tambah dr. Muhammad Fadli.
Peran nutrisi tidak berhenti saat bayi lahir. Asupan nutrisi lengkap tetap menjadi prioritas karena ibu memerlukan energi ekstra untuk pemulihan, sementara kualitas dan kelancaran produksi ASI yang deras menjadi hadiah terbaik bagi tumbuh kembang si kecil di hari-hari pertamanya melihat dunia.
Sebagai
support system bagi para ibu di setiap fase, Prenagen hadir mendampingi perempuan melalui nutrisi yang lengkap dan berkualitas, serta wadah edukasi dan komunitas. Melalui kampanye #SiapaTakutJadiIbu, Prenagen secara aktif mendorong percakapan yang lebih jujur dan hangat tentang
motherhood, menjadi ibu adalah perjalanan yang indah, namun tidak selalu mudah, dan tidak harus dijalani sendirian.
"Di Hari Ibu Nasional ini, Prenagen ingin mengingatkan setiap ibu itu spesial dengan karakter dan caranya masing-masing. Ibu cukup jadi versi terbaik diri sendiri, karena setiap langkah, setiap cerita dan pengalaman adalah bagian dari perjalanan menjadi ibu. Kami juga mengajak pasangan, keluarga serta lingkungan, agar semakin suportif menemani setiap langkah perempuan menjadi seorang ibu. Apapun fasenya, perempuan tidak harus menjalani semua sendiri," ungkap Business Group Manager Prenagen, Junita.