Nigeria Bebaskan 130 Murid Sekolah Katolik Korban Penculikan di Niger State

Kelompok bersenjata kerap melakukan penculikan di Nigeria. (Anadolu Agency)

Nigeria Bebaskan 130 Murid Sekolah Katolik Korban Penculikan di Niger State

Willy Haryono • 22 December 2025 06:24

Lagos:  Pemerintah Nigeria telah mengamankan pembebasan 130 murid yang diculik dari sebuah sekolah Katolik, menurut keterangan juru bicara presiden pada Minggu, 21 Desember 2025, setelah sekitar 100 korban lainnya lebih dulu dibebaskan awal bulan ini.

“Sebanyak 130 Siswa Niger State yang Diculik Kembali Dibebaskan, Tidak Ada yang Tersisa dalam Penahanan,” tulis juru bicara kepresidenan Sunday Dare melalui unggahan di platform X yang dikutip Al Jazeera.

Pada akhir November, ratusan siswa dan staf diculik oleh kelompok bersenjata dari Sekolah Asrama Campuran St Mary di wilayah tengah-utara Niger State. Serangan itu terjadi di tengah gelombang penculikan massal yang mengingatkan pada penculikan siswi oleh Boko Haram di Chibok pada 2014.

Nigeria saat ini menghadapi beragam persoalan keamanan yang saling terkait, mulai dari kelompok bersenjata di timur laut hingga geng “bandit” di barat laut. Selama krisis berlangsung, jumlah pasti korban penculikan dari St Mary’s tidak pernah jelas. Awalnya, Asosiasi Kristen Nigeria (CAN) menyebut 315 siswa dan staf belum diketahui keberadaannya setelah serangan di dusun Papiri.

Sekitar 50 orang dilaporkan berhasil melarikan diri segera setelah kejadian, dan pada 7 Desember pemerintah membebaskan sekitar 100 orang. Dengan pembebasan terbaru, sebelumnya diperkirakan sekitar 165 orang masih ditahan.

Namun, seorang sumber Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan kepada AFP bahwa seluruh korban penculikan tampaknya telah dibebaskan. Sejumlah anak yang semula diduga diculik ternyata berhasil melarikan diri saat serangan dan pulang ke rumah masing-masing. Proses pendataan menjadi rumit karena rumah para siswa tersebar di wilayah pedesaan terpencil yang membutuhkan perjalanan berjam-jam dengan sepeda motor.

Sumber tersebut menambahkan bahwa “kelompok siswi/siswa sekolah menengah yang tersisa akan dibawa ke Minna,” ibu kota Niger State, pada Senin. “Kami masih perlu melakukan verifikasi akhir,” kata juru bicara CAN Niger State, Daniel Atori.

Gelombang Penculikan Massal

Hingga kini belum diungkap siapa pelaku penculikan maupun bagaimana pemerintah mengamankan pembebasan para korban. Penculikan untuk tebusan merupakan cara umum bagi kelompok kriminal dan bersenjata untuk memperoleh dana cepat di Nigeria. Lonjakan penculikan massal pada November lalu kembali menyoroti rapuhnya situasi keamanan nasional.

Para penyerang juga menculik puluhan siswi Muslim, jemaat gereja, serta seorang pengantin dan para pendampingnya. Insiden ini terjadi di tengah tekanan diplomatik dari Amerika Serikat, setelah Presiden Donald Trump menuduh adanya pembunuhan massal terhadap umat Kristen di Nigeria yang ia sebut sebagai “genosida” dan mengancam intervensi militer. Pemerintah Nigeria dan analis independen menolak narasi tersebut.

Krisis penculikan untuk tebusan di Nigeria kini disebut telah “terkonsolidasi menjadi industri terstruktur berorientasi keuntungan,” dengan nilai tebusan sekitar 1,66 juta dolar AS pada periode Juli 2024–Juni 2025, menurut laporan terbaru SBM Intelligence yang berbasis di Lagos.

Baca juga:  315 Guru-Siswa Diculik dari Sekolah Katolik di Nigeria

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)