2 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Hilang

Luncuran awan panas di Puncak Gunung Merapi. Dokumentasi/BPPTKG.

2 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Hilang

Triawati Prihatsari • 22 December 2025 14:56

Klaten: Dua pendaki asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaporkan hilang saat melakukan pendakian ilegal ke Gunung Merapi. Hingga Senin, 22 Desember 2025, tim gabungan masih berupaya menemukan kedua pendaki yang terpisah dari rombongannya di jalur Kalitalang, Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten.

“Mereka bertiga naik melalui Kalitalang, pada Sabtu, 20 Desember 2025, pukul 04.00 WIB. Memang mereka niatnya mendaki ke puncak (Gunung Merapi). Padahal itu pendakian ditutup, nggak boleh. Jadi itu ilegal,” ujarKapolsek Kemalang, AKP Sarwoko di Klaten, Senin, 22 Desember 2025.

Menurut keterangan Sarwoko, ketiga pendaki tersebut sengaja menyusup melalui jalur yang dilarang untuk mencapai puncak Gunung Merapi yang resmi ditutup untuk pendakian umum. Mereka sempat bermalam di gunung sebelum memutuskan turun pada Minggu, 21 Desember 2025.

“Mereka kemudian turun. Salah satu dari pendaki sudah kelelahan, kemudian dua yang lain turun untuk mencari bantuan. Namun dua pendaki yang mencari bantuan untuk temannya yang kelelahan, salah satunya jatuh terpeleset ke jurang. (Pendaki) Yang terpeleset ke jurang ini menuruti aliran sungai akhirnya bisa sampai ke bawah bertemu warga,” terang Sarwoko.
 


Pendaki yang selamat dan berhasil menemui warga tersebut berasal dari Kabupaten Sleman, DIY. Ia kemudian melaporkan kejadian dan meminta bantuan untuk dua rekannya yang masih hilang, masing-masing berasal dari Bantul dan Cangkringan.

Saat ini, tim gabungan yang terdiri dari relawan SAR, kepolisian, dan warga setempat tengah menyisir area di jalur Kalitalang dan sekitarnya untuk menemukan dua pendaki yang hilang. Cuaca dan medan terjal di Gunung Merapi menjadi tantangan utama dalam operasi pencarian.


Luncuran awan panas di Puncak Gunung Merapi. Dokumentasi/BPPTKG.

Kapolsek Sarwoko menegaskan bahwa ketiga pendaki tersebut sepenuhnya sadar akan larangan tersebut. “Mereka sebenarnya sudah tahu kalau pendakian Merapi ditutup. Memang mereka sengaja (naik Gunung Merapi),” ungkap Sarwoko.

Kejadian ini kembali menyoroti bahaya pendakian ilegal ke gunung yang statusnya ditutup, baik karena alasan keamanan, aktivitas vulkanik, maupun konservasi. Pendakian ilegal tidak hanya membahayakan nyawa pendaki itu sendiri, tetapi juga mengancam keselamatan tim penyelamat yang harus diterjunkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Whisnu M)