Elon Musk Tolak Tarif AS ke Kendaraan Listrik Tiongkok

Mobil listrik Tiongkok. Foto: Unsplash.

Elon Musk Tolak Tarif AS ke Kendaraan Listrik Tiongkok

Arif Wicaksono • 24 May 2024 14:33

Paris: Pendiri Tesla Elon Musk menentang tarif Amerika Serikat (AS) terhadap kendaraan listrik (EV) Tiongkok, sebuah perubahan dari peringatannya pada Januari yang menuturkan hambatan perdagangan diperlukan atau Tiongkok akan menghancurkan sebagian besar perusahaan mobil lain di dunia. Musk mengaku tidak menyukai tindakan yang mendistorsi pasar.
 

baca juga: 

Tesla Bakal PHK 601 Karyawan


"Baik Tesla maupun saya tidak meminta tarif tersebut, malah saya kaget saat diumumkan. Hal-hal yang menghambat kebebasan bertukar atau mendistorsi pasar adalah hal yang tidak baik. Tesla bersaing cukup baik di pasar Tiongkok tanpa tarif dan tanpa dukungan diferensial. Saya mendukung tidak adanya tarif," tegas Musk pada konferensi Viva Technology, dilansir Business Times, Jumat, 24 Mei 2024.

Bulan ini, Presiden AS Joe Biden meluncurkan tarif baru pada sejumlah impor Tiongkok, termasuk kendaraan listrik, untuk mendukung manufaktur AS. Pemerintahan Biden telah mempertahankan sejumlah tarif yang diperkenalkan oleh mantan Presiden Donald Trump, sambil meningkatkan tarif lainnya, termasuk menaikkan tarif kendaraan listrik empat kali lipat menjadi lebih dari 100 persen. Gedung Putih mengatakan langkah-langkah baru ini berdampak pada barang-barang impor Tiongkok senilai USD18 miliar.

Kendaraan listrik Tiongkok

Pada Januari, Musk memperingatkan produsen mobil Tiongkok akan menghancurkan pesaing global tanpa hambatan perdagangan. "Jika tidak ada hambatan perdagangan yang ditetapkan, hal tersebut akan menghancurkan sebagian besar perusahaan mobil lain di dunia," kata Musk.

Para eksekutif teknologi dan tokoh politik terkemuka seperti mantan CEO Google Eric Schmidt dan mantan utusan iklim AS John Kerry tampil di konferensi tahunan VivaTech tahun ini. CEO X Linda Yaccarino diperkirakan akan berpartisipasi secara langsung pada hari Jumat untuk diskusi panel tentang masa depan konten.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)