Ilustrasi grafik pelemahan daya beli masyarakat. Foto: Freepik.
Naufal Zuhdi • 6 October 2024 16:39
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi dari Mei hingga September 2024. BPS mencatat pada Mei terjadi deflasi 0,03 persen, kemudian deflasi makin menjadi pada Juni sebesar 0,08 persen, dan deflasi semakin dalam pada September hingga mencapai 0,12 persen.
"Saya mencatat, kondisi deflasi saat ini memang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor domestik. Pada deflasi sebelumnya seperti di 2008-2009 misalkan, faktor krisis global menyebabkan deflasi terjadi beberapa bulan berturut-turut. Sedangkan di masa pandemi covid-19 juga sama ada faktor extraordinary yang menyebabkan permintaan melemah," ucap Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda saat dihubungi pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Saat ini, sambung dia, faktor deflasi banyak disebabkan oleh pelemahan daya beli akibat kebijakan pemerintah yang kurang tepat. "Saya melihat kondisi harga komoditas masih bisa dibilang oke meskipun terjadi penurunan. Covid-19 sudah berjalan beberapa tahun ke belakang dan perdagangan global juga sudah dibuka," jelas dia.
Baca juga: Soal Deflasi, Jokowi Tekankan Menjaga Keseimbangan Tak Mudah |