Jakarta: Dolar AS mengalami sedikit penurunan namun tetap mendekati level tertinggi dalam hampir dua minggu terakhir.
Perhatian investor beralih ke laporan pekerjaan AS yang akan dirilis pada akhir minggu ini.
Melansir Investing.com, Selasa, 3 September 2024, pada pukul 18.40 WIB (22.40 GMT), indeks dolar AS turun 0,1 persen pada 101,64. EUR/USD sedikit berubah di 1,1070.
Laporan yang akan dirilis pada Jumat ini akan memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan moneter Federal Reserve, terutama setelah Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan pergeseran dari fokus pada inflasi ke pencegahan kehilangan pekerjaan.
Saat ini, terdapat 33 persen kemungkinan pemangkasan sebesar 50 basis poin pada bulan ini, dengan penurunan seperempat poin diperkirakan akan terjadi.
Hal ini menunjukkan sedikit pergeseran dari minggu sebelumnya ketika probabilitas untuk pemotongan yang lebih besar mencapai 36 persen.
Pasar antisipasi penurunan suku bunga
Pasar juga telah mengantisipasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, dengan penurunan 25 basis poin telah diperhitungkan dalam ekspektasi selama beberapa minggu.
Adapun kekuatan dolar sebelumnya mencerminkan sentimen ini karena mencapai level tertinggi sejak 20 Agustus. Penguatan mata uang negeri Paman Sam itu didorong oleh kenaikan imbal hasil Treasury jangka panjang ke titik tertinggi sejak pertengahan Agustus.
Kenaikan imbal hasil ini terjadi setelah data inflasi yang menunjukkan the Fed mungkin akan melakukan penurunan suku bunga yang lebih kecil.
Ketahanan ekonomi AS semakin digarisbawahi oleh angka-angka produk domestik bruto baru-baru ini, yang menunjukkan Federal Reserve memiliki kelonggaran untuk memoderasi pelonggaran kebijakannya. Meskipun demikian, para pedagang masih bertaruh pada kemungkinan penurunan suku bunga dari The Fed.
Hasil dari laporan pekerjaan yang akan datang kemungkinan akan berdampak signifikan pada pergerakan dolar dalam waktu dekat.
“Angka penggajian yang lebih kuat dari perkiraan dan tingkat pengangguran yang lebih rendah kemungkinan akan memberi pasar keyakinan yang lebih besar risiko pertumbuhan telah mereda, membuka jalan bagi valuasi ekuitas untuk tetap tinggi dan potensi mengejar ketertinggalan di beberapa pasar/saham lain yang telah tertinggal,” kata ekonom Morgan Stanley dalam sebuah catatan.