Validus Gunakan Utang USD50 Juta untuk Pendanaan Startup UMKM di Indonesia

Pelaku UMKM. Foto: MI/Adam.

Validus Gunakan Utang USD50 Juta untuk Pendanaan Startup UMKM di Indonesia

Arif Wicaksono • 4 September 2024 15:43

Singapura: Validus telah mendapatkan fasilitas utang hingga USD50 juta dari HSBC. Dana yang terkumpul akan disalurkan melalui anak perusahaan Validus di Indonesia, Batumbu, kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk membantu usaha kecil ini mengakses sumber daya keuangan.
 

Baca juga: UMKM Diajak Terus Berkembang dengan Membangun Ekosistem Digital


Validus mengatakan fasilitas utang ini akan ditujukan untuk mendukung UMKM Indonesia dalam mengatasi hambatan finansial dan meningkatkan peran dalam mendorong pembangunan ekonomi negara, sekaligus mengatasi kesenjangan pembiayaan di Indonesia.

Batumbu adalah platform pembiayaan digital terbesar di Indonesia untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Validus mengatakan anak perusahaannya telah meningkatkan labanya dalam dua tahun terakhir, dan secara konsisten mencapai margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Ebitda) lebih dari 50 persen.

Salah satu pendiri sekaligus pimpinan eksekutif grup Validus, Nikhilesh Goel, mengatakan dengan memanfaatkan posisi unik Batumbu sebagai platform pembiayaan UKM digital terbesar dan satu-satunya yang menguntungkan di negara ini

"Kami berkomitmen untuk membuka peluang baru bagi para pelaku bisnis, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan inklusi keuangan.” tegas dia dikutip dari Business Times, Rabu, 4 September 2024.

Dengan fasilitas pinjaman ini, kepala perbankan korporat dan bisnis HSBC Singapura, Harish Venkatesan, mengatakan Validus akan memainkan peran penting dalam mempromosikan inklusi keuangan kepada usaha kecil yang kurang terlayani di wilayah ini.

Ia menambahkan UMKM memainkan peran kunci dalam memberikan kontribusi terhadap keberhasilan ekonomi jangka panjang di Asean dan sekitarnya.

Validus yang berdiri pada tahun 2015 berkantor pusat di Singapura dan memiliki kantor di Indonesia, Vietnam, dan Thailand. Perusahaan ini memegang lisensi layanan pasar modal dari Otoritas Moneter Singapura, dan juga memiliki persetujuan regulasi di Indonesia dan Thailand.

Perusahaan teknologi finansial ini menggunakan analisis data dan kecerdasan buatan untuk membiayai sektor UKM, dengan dana dari investor individu dan institusi. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)