Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Beijing: Tiongkok sedang mempelajari rencana untuk menghubungkan East Coast Rail Link (ECRL) Malaysia senilai USD10 miliar dengan proyek kereta api lain yang didukung Tiongkok di Laos dan Thailand, yang berpotensi memperluas inisiatif Belt and Road Beijing di seluruh Asia Tenggara.
Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang mengatakan proposal tersebut akan menjadikan jalur utama Jalur Kereta Api Pan-Asia yang diusulkan, yang membentang dari Kunming di Tiongkok ke Singapura, menjadi kenyataan.
"Hal ini akan mendorong pembangunan koridor perdagangan darat dan laut internasional yang baru, meningkatkan konektivitas regional, dan memperdalam pembangunan komunitas ASEAN," kata Li, dilansir
Business Times, Kamis, 20 Juni 2024.
Li berbicara saat upacara peletakan batu pertama di lokasi pembangunan ECRL, jalur kereta api sepanjang 665 km yang akan menghubungkan pantai timur dan barat semenanjung Malaysia pada akhir 2026.
Pemerintah Malaysia mengatakan pada Maret mereka akan mempertimbangkan untuk memperluas proyek yang didukung Tiongkok hingga ke perbatasannya dengan Thailand.
Li sedang melakukan kunjungan ketiga yang mencakup Selandia Baru dan Australia, seiring Tiongkok berupaya memperluas pengaruh dan investasi di kawasan Asia-Pasifik di tengah persaingan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat.
Kerja sama dengan Malaysia
Dia bertemu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di ibu kota administratif Putrajaya, setelah kedatangannya di Kuala Lumpur untuk kunjungan memperingati 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Li dan Anwar menjadi saksi penandatanganan lebih dari selusin perjanjian, termasuk memperbarui program lima tahun untuk berkolaborasi di berbagai bidang seperti perdagangan dan investasi, pertanian, manufaktur, infrastruktur dan jasa keuangan. Program yang akan berakhir pada 2028 ini pertama kali diperkenalkan pada 2013.