Kilang Minyak. Foto: Kementerian ESDM.
Jakarta: Harga minyak dunia terkoreksi pada pembukaan perdagangan hari ini. Intensitas konflik Timur Tengah berhadapan dengan tingginya cadangan minyak dunia sejak 2020.
Melansir Investing, Senin, 22 April 2024, harga minyak dunia acuan WTI untuk kontrak Juni 2024 melemah 0,17 persen ke level USD82,08 per barel. Kemudian minyak dunia acuan Brent untuk kontrak Juni 2024 melemah sebesar 0,30 persen menjadi USD87,10 par barel.
Harga minyak dunia terkoreksi setelah kapasitas cadangan minyak dunia tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan penumpukan stok komersial telah terjadi pada bulan ini. Hal ini akan mengimbangi beberapa risiko geopolitik yang masih ada di pasar sejak serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober lalu.
Cadangan minyak OPEC+
Para analis memperkirakan OPEC+, yang sekali lagi dengan kuat kembali mengendalikan pasar minyak, mempunyai kapasitas cadangan sekitar lima juta barel per hari (bph). Jumlah tersebut merupakan kapasitas cadangan tertinggi di OPEC sejak resesi 2009, kecuali pada 2020, ketika pandemi ini menghancurkan permintaan. Kelompok OPEC+ dapat memengaruhi harga minyak dengan mengembalikan sebagian dari dua juta barel per hari pasokan yang saat ini mereka simpan dari pasar.
Menurut perkiraan EIA stok komersial AS alami peningkatan persediaan sebesar 5,8 juta barel untuk pekan hingga 5 April 2024, dan peningkatan persediaan sebesar 2,7 juta barel untuk minggu ini hingga 12 April 2024.
"Stok minyak mentah AS telah meningkat ke level tertinggi dalam sepuluh bulan menimbulkan keraguan mengenai tingkat permintaan saat ini,” kata Saxo Bank dikutip dari Oil Price.
Konsultan FGE menuturkan tren penurunan stok cadangan minyak terus berlanjut di Amerika Serikat, dengan produksi pada bulan ini lebih dari 13 juta barel di atas rata-rata lima tahun yang diperoleh pada April 2024.
Tingginya kapasitas cadangan OPEC+, peningkatan stok baru-baru ini di pasar-pasar utama, dan peningkatan lebih lanjut dalam produksi non-OPEC+ tahun ini dapat meredam dampak harga dari ketegangan di Timur Tengah. Jika tidak ada gangguan nyata terhadap pasokan harga minyak tak akan melonjak hingga USD100 per barel.
Penyebab harga minyak dunia bisa melonjak
Kondisi ini bisa menjadi parah ketika Selat Hormuz diblokir untuk lalu lintas kapal tanker minyak, yang akan melumpuhkan ekspor minyak semua produsen di Timur Tengah, termasuk Iran. Menurut para analis, gangguan besar di Selat Hormuz sangat minim ditengah intervensi AS terhadap perang Iran melawan Israel.
“Harga minyak kemungkinan akan mencerminkan beberapa risiko ini dengan premi risiko geopolitik dalam beberapa bulan mendatang, namun kami pikir kita perlu melihat peningkatan yang berarti untuk melihat lonjakan ke level tertinggi 2022 sebesar USD125 per barel dari USD90 per barel saat ini, kata JP Morgan awal pekan ini.