Tensi Timur Tengah Bisa Picu Stagflasi

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Tensi Timur Tengah Bisa Picu Stagflasi

Husen Miftahudin • 21 April 2024 18:56

Jakarta: Para analis di Bank of America Securities mengatakan, ketegangan di Timur Tengah dapat mengakibatkan saham-saham stagnan. Dalam catatannya, mereka percaya ketidakpastian geopolitik akan terus berlanjut.
 
Selain itu, ketegangan antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik jangka menengah yang signifikan, dan pembalasan Israel dapat meningkatkan ketegangan dan ketidakpastian regional.
 
"Lonjakan komoditas yang dipicu oleh geopolitik dapat menjadi salah satu guncangan eksogen yang paling menantang bagi pasar karena potensi dampak stagflasi," tulis Bank of America, dikutip dari Investing.com, Minggu, 21 April 2024.
 

Baca juga: Konflik Iran-Israel Mendingin, Harga Minyak Dunia Tak Capai Puncak
 

Harga minyak dunia bakal meroket

 
Jika pertempuran terbatas terjadi, BofA mengatakan tidak akan ada gangguan. Namun, dalam perang langsung, mereka melihat adanya lonjakan harga minyak dari USD30 ke USD40.
 
Sementara itu, dalam skenario perang regional, mereka memperkirakan harga Brent akan mencapai USD150 selama beberapa bulan.
 
"Dalam kasus harga minyak yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, kami pikir EEMEA, kawasan Euro, dan Jepang adalah ekonomi yang paling rentan mengingat pangsa energi yang lebih tinggi dari rata-rata dalam keranjang IHK," tulis BofA.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)