Bank Sentral Jepang Lebih Lugas dalam Tetapkan Kebijakan Suku Bunga

Jepang. Foto: Unsplash.

Bank Sentral Jepang Lebih Lugas dalam Tetapkan Kebijakan Suku Bunga

Arif Wicaksono • 15 April 2024 19:04

Tokyo: Bank of Japan (BOJ) beralih ke pendekatan yang lebih diskresi atau lebih lugas dalam menetapkan kebijakan dengan lebih sedikit penekanan pada inflasi. BOJ sudah mengakhiri program stimulus radikal dengan mengakhiri era suku bunga negatif pada Maret.

Para pelaku pasar fokus pada pertumbuhan kuartalan baru BOJ dan proyeksi harga yang akan dirilis pada pertemuan kebijakan 25-26 April 2024 sebagai petunjuk seberapa cepat bank sentral tersebut akan menaikkan suku bunga lagi.
 

baca juga:

Indeks Utama Belanja Modal Jepang Naik Pesat


Meskipun bank sentral diperkirakan memproyeksikan inflasi akan tetap berada di sekitar target dua persen hingga awal 2027, perkiraan tersebut saja tidak akan menjadi petunjuk kuat mengenai kenaikan suku bunga dalam jangka pendek.

“Berbagai data harus dicermati, bukan hanya perkiraan inflasi,” kata salah satu sumber, seraya menunjuk pada pentingnya indikator lain seperti konsumsi, upah, dan perekonomian yang lebih luas, dilansir Channel News Asia, Senin, 15 April 2024.

Pejabat BOJ, termasuk Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan fokusnya kepada tren kenaikan upah dan mendorong perusahaan untuk menaikkan harga tidak hanya barang tetapi juga jasa.

Banyak pelaku pasar memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini dengan taruhan terbagi antara peluang tindakan pada Juli, atau sekitar kuartal Oktober hingga Desember 2024.

Bank sentral kembali ke kebijakan moneter normal

Ueda mengatakan bank sentral akan kembali ke kebijakan moneter normal yang memungkinkan berbagai data memandu jalur kenaikan suku bunga di masa depan.

"Itu tergantung pada data. Kami akan menyesuaikan suku bunga sesuai dengan jarak menuju inflasi dua persen yang berkelanjutan dan stabil.” ujar dia.

Pernyataan tersebut menunjukkan BOJ dapat menaikkan suku bunga, terlepas dari perkiraan inflasi, selama BOJ menjadi lebih yakin dibandingkan sebelumnya Jepang akan mencapai target harga secara berkelanjutan.

Pendekatan yang bersifat diskresi seperti ini mungkin mengharuskan para pelaku pasar untuk mencermati perubahan-perubahan halus dalam cara BOJ menggambarkan perekonomian dan inflasi untuk mendapatkan petunjuk mengenai pergerakan kebijakannya.

Pendekatan baru Ueda juga menekankan pentingnya data yang akan datang, khususnya mengenai upah dan konsumsi. Peningkatan konsumsi dapat terjadi akhir tahun ini karena kenaikan upah, pembayaran bonus musim panas, dan pembayaran tunai pemerintah yang dijadwalkan sekitar Juni akan memberikan daya beli yang lebih besar kepada rumah tangga.

"Mengingat sikap Ueda yang bergantung pada data, BOJ mungkin ingin memastikan pertumbuhan akan meningkat pada kuartal kedua," kata Kepala Ekonom Pasar di Daiwa Securities Mari Iwashita.

Prospek inflasi Jepang

Data produk domestik bruto (PDB) Jepang bulan April-Juni akan dirilis pada 15 Agustus 2024 beberapa minggu setelah pertemuan BOJ pada 30 hingga 31 Juli 2024.

Berdasarkan perkiraan saat ini yang dibuat pada bulan Januari, BOJ memperkirakan inflasi tidak termasuk makanan segar dan bahan bakar akan mencapai 1,9 persen pada tahun fiskal 2024 dan 2025.

Mencerminkan prospek pertumbuhan upah yang berkelanjutan, dewan dapat merevisi perkiraan tersebut, dan memproyeksikan inflasi akan tetap di sekitar dua persen hingga tahun fiskal 2026.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)