Inflasi Global. Foto: Unsplash.
Riyadh: Ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah mengancam beberapa kemajuan yang dicapai baru-baru ini dalam mengatasi inflasi global. Kampanye militer Israel di Gaza telah menyebabkan ketegangan meningkat di seluruh wilayah dan mendorong kenaikan harga minyak.
“Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah memberikan tekanan pada harga komoditas utama, terutama minyak dan emas,” ulas Bank Dunia, dilansir Business Times, Jumat, 26 April 2024.
Bank Dunia menuturkan pendorong disinflasi yang disebabkan oleh moderasi harga komoditas pada dasarnya sudah berakhir.
Sementara itu, skenario terburuk terhadap harga minyak dapat meningkatkan inflasi global. Ketegangan regional masih tetap tinggi selama lebih dari 200 hari setelah perang dahsyat yang dilancarkan Israel di Gaza, yang dilancarkan setelah serangan Hamas pada tujuh Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengakibatkan kematian sekitar 1.170 orang.
Sebabkan kematian massal
Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 34.262 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas
Bank Dunia memperkirakan bahwa gangguan pasokan moderat akibat konflik dapat meningkatkan harga rata-rata satu barel minyak mentah Brent menjadi USD92 per barel. Sementara gangguan parah dapat mendorong harga minyak mentah Brent menjadi di atas USD100 per barel.
"Skenario terburuk tersebut akan berdampak pada peningkatan inflasi global sebesar hampir satu poin persentase pada tahun ini," kata Bank Dunia.
Selain menunda penurunan suku bunga, hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan kerawanan pangan, yang telah memburuk tahun lalu akibat konflik bersenjata dan kenaikan harga pangan.