Ekonomi AS. Foto: Unsplash.
New York: Bank of America (BofA) memperkiraan tak akan ada penurunan suku bunga The Fed pada 2024. Hal ini disebabkan tingginya angka inflasi secara tak terduga pada baru-baru ini.
Tim ekonomi BofA merasa pembuat kebijakan tidak akan cukup percaya diri untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter. Namun mereka mempertahankan ekspektasi untuk empat pemotongan suku bunga pada 2025 dan dua kali pada 2026.
“Percepatan inflasi tahun ini membuat pemotongan sebelum Desember menjadi sebuah tantangan, menurut pandangan kami,” tulis Analis BofA yang dipimpin oleh Michael Gapen dikutip dari
Business Times, Jumat, 12 April 2024.
Dia mengutip inflasi Consumer Price Index (CPI) inti kuartal pertama, yang naik menjadi 4,5 persen per tahun dari 3,3 persen pada akhir tahun 2023. Sementara itu, ekspektasi terhadap inflasi dalam waktu dekat tetap tinggi.
“Kami pikir alasan ini juga mengesampingkan pemotongan yang dimulai pada Juli atau September. Kami tidak melihat kemajuan yang cukup pada inflasi dan komponen-komponennya pada saat itu. Selain itu, efek dasar yang tidak menguntungkan berarti inflasi inti PCE dari tahun ke tahun mungkin tidak akan menurun. selanjutnya antara pertemuan bulan Juni dan September,” kata catatan itu.
inflasi akan turun secara meyakinkan
BofA juga mengatakan meskipun tingkat inflasi PCE inti tahun-ke-tahun diperkirakan sebesar 2,8 persen tingkat pertumbuhan berurutan kemungkinan akan menunjukkan tanda-tanda penurunan yang lebih meyakinkan, dan ekspektasi inflasi kemungkinan akan mulai stabil.
"Sebagai hasilnya, The Fed dapat menemukan alasan untuk mulai menurunkan suku bunga pada bulan Desember. Ini berarti penurunan suku bunga sebesar 25bps pada tahun ini, dibandingkan perkiraan kami sebelumnya yaitu penurunan suku bunga sebesar 75bps," tambah para analis.
Sejumlah bank menyesuaikan perkiraan suku bunga mereka setelah rilis CPI Maret. Goldman Sachs memangkas prospeknya dari tiga menjadi dua pemotongan, sementara RBC mengatakan hanya satu pemotongan yang mungkin terjadi.
Mantan Menteri Keuangan AS Larry Summers mengatakan ada kemungkinan besar kenaikan suku bunga The Fed berikutnya setelah inflasi meningkat selama tiga bulan berturut-turut.